Rabu, 25 Desember 2019

KOTA LAYAK ADZAB



by. Deu Ghoida


Bukan jamannya lagi membanggakan prestasi Kota Layak Anak. Jika ukuran suatu kota tak mampu lagi memberi jaminan keamanan diri dan akhlaq anak. Generasi jauh lebih mudah dirusak daripada dilindungi. Kemajuan hanya dinilai dari segi teknologi dan keterbukaan, sementara anak terdidik tanpa memiliki pemikiran dan akhlaq yang baik.

Perusak anak-anak justru kita sendiri. Generasi kita hari ini dihadapkan dengan beragam kerusakan yang tiada henti. Mulai dari jaminan kebebasan melahirkan beragam perilaku haus akan hiburan tiada henti. Kebebasan bertingkah laku menjadikan remaja gila dugem, remaja tak punya malu melakukan maksiat terang-terangan. Bukannya dihentikan penyebab masalahnya tapi justru malah ditutup datanya, Diawasi petugasnya.

Kebebasan pun melahirkan perilaku tak wajar dalam beragama. Bukannya makin menambah ketaatan, yang ada justru generasi takut mendalami agama karena ditakuti dengan beragam opini radikalisme. Mereka jauh lebih waspada pada ajakan ngaji rutin daripada ajakan nonton film intim. Mereka jauh lebih ngeri dengan perempuan bercadar daripada perempuan telanjang. Na'udzubillah.

Para santri uangs seharusnya menjadi penerus para nabi dalam melakukan amar ma'ruf nahiy munkar pun dibuat bukan sibuk menyelesaikan hafalan, malah sibuk dengan kegiatan natalan atas nama toleransi. Para ustadz sibuk membela penista atas dasar kebebasan berbicara dan sibuk mencari dalil pendukungnya  daripada mencegahnya. Anak muda disibukkan dengan pentas seni lelaki berlenggang manjah daripada lelaki memegang kuda dan panah.

Beragam program dirancang agar bagaimana semua orang bisa punya riba, dianggap tak perlu memikirkan halal haram, diarahkan pikiran menerima maslahat bank meski dengan riba. Bahkan program lulusan pesantren pun tak lepas dari bidikan. Jadilah santri keluar dengan sudit pandang tak jauh dari Barat.

Mahasiswa sekolah tinggi Islam diajak bertoleransi dengan membumikan toleransi ala film The Santri. Membawa nasi tumpeng ke gereja atas nama penghormatan perayaan agama lain, sholawatan di gereja seakan menjadi pemandangan asri. Entah dimana pikiran dan rasa itu pergi. Semua seakan dijalani untuk memancing kemarahan. Seakan semua baik, akhirnya berlombalah mereka menjadi orang yang paling toleran melebihi toleransi warga Amerika. Mereka jauh lebih sekuler dari orang sekuler. Jauh lebih liberal dari orang liberal Barat.

Toleransi Pintu Masuk Pelemahan Umat Islam

Bagi sebagian orang melihat, toleransi dinilai biasa saja. Padahal memaknai toleransi bukan lah demikian seharusnya. Justru jika memahami konstelasi global,  akan kita dapati bahwa sejak peristiwa 9/11 dunia di'paksa' mengkampanyekan War on Terrorism. Ketika skenario dijalankan, maka harus ada peran antagonis dan lakonnya. Lakon disetting setiap negara yang pro AS, sementara peran antagonis dianggap mereka yang mendapat stick-nya AS akibat menolak kampanye WOT.

Akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa dunia jika akan meraih kedamaian, maka harus ditekan upaya teror dan radikalisme dimanapun. Radikalisme diidentikan fanatisme pada agama Islam, dengan ciri identifikasi yang dilakukan oleh perang opini AS. Hingga sampai pada satu kesimpulan bahwa untuk mengurangi radikalisme maka perlu ditingkatkan tpleransi untuk menekan peran dan posisi agama yang dianggap jika terlalu dominan akan menyebabkan manusia menjadi radikal.

Yang diherankan adalah kebijakan ini disepakati oleh mayoritas negeri-negeri muslim hingga Indonesia pun menyepakati dan mulailah beragam proyek radikalisasi terjadi secara sistemik. Gelontoran dana pun didistribusi demi mensukseskan kampanye War.On Terrorism ini. Apapun masalah negeri ini, dianggap yang paling penting dan berbahaya adalah radikalisme. Negara akhirnya seperti menutup mata dari kebenaran, bahwa kemiskinan, mahalnya biaya hidup, kriminalitas tinggi dianggap masalah kesekian yang dihadapi negeri ini.

Sebagai contoh, di Jawa Tengah, di tahun 2019, 70 persen pelajar sekolah berpacaran , dan 3 persen dari total pelajar sudah berhubungan seksual dengan pacarnya. Kerusakan seperti ini dianggap perkara wajar karena terbukti tidak pernah dijadikan orientasi untuk solusinya.
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/suarabanyuurip/tiga-persen-pelajar-di-jawa-tengah-berhubungan-seks-1553308316435004257

Padahal Rasulullah sudah mengingatkan kita:

إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِيْ قَرْيَةٍ، فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ

Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri (HR al-Hakim, al-Baihaqi dan ath-Thabrani).

Jika zina dan riba sudah menyebar di kota ini,apa kita hari ini masih pantas membanggakan prestasi fiktif sebagai penutup kerusakan? 

Lebih tepatnya justru kota ini jauh lebih layak mendapatkan adzab akibat kesombongan dan keangkuhannya untuk menolak hukum Allah diterapkan. Angkuh seakan akalnya mampu menembus semua masalah dan mencari solusi terbaiknya untuk semua manusia. Mustahil mampu merealisasikan semua itu jika hukum Allah mereka campakkan, kesombongan mereka tegakkan.


Selasa, 17 Desember 2019

Apresiasi Salah Sasaran

Pemberitaan tentang Gubernur Jawa Tengah yang memberi hadiah laptop pada program Gubernur Mengajar kepada siswa SD yang secara jujur mengakui pernah nonton video porno cukup membuat banyak kalangan heran. Setelah viral pernyataannya dalam program televisi tentang hobinya menonton video porno, kini pemberitaannya semakin memanas dan menuai kontradiksi di tengah masyarakat.

Bagi Ganjar, sikap siswa tersebut dianggapnya sebagai cerminan nilai-nilai positif yang harus ditiru. Sebab dia berani jujur dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi. Dianggap siswa tersebut mempunyai potensi leadership, hanya karena dia jujur mengakui pernah menonton video porno. Menurutnya menggakui sebuah kesalahan itu bagian dari sportifitas, bagian dari sikap kesatria.

Ganjar pun memaparkan bahwa menonton film dewasa menjadi hal yang disukainya. Ia justru balik mempertanyakan beberapa pihak yang menilai bahwa hobinya tersebut menjadi sesuatu yang keliru atau salah.Ganjar berdalih bahwa hobinya melihat video porno tak akan pernah melanggar Undang-Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (IT). Apa benar demikian?


Logika Terbalik Pemimpin

Untuk seseorang yang sudah dewasa menonton video porno memang tidak melanggar undang-undang iT dan juga tidak termasuk tindakan kriminal dalam hukum positif di negara ini. Hal ini juga didukung dengan adanya bisnis komersialisasi film porno yang tidak pernah bisa dibendung. Omzet miliaran rupiah senantiasa mengalir di balik bisnis gelap ini. 

Seakan tidak menjadi masalah ketika seorang dewasa menonton tayangan pornografi begitu seolah penilaian umum di masyarakat sekuler hari ini. Akan menjadi permasalahan ketika yang melakukannya adalah public figure. Yaitu seseorang yang memiliki kapasitas sebagai pemimpin di suatu wilayah. 

Kehati-hatian dalam bersikap untuk seorang pemimpin sangatlah diperlukan, karena dia akan menjadi sosok teladan untuk rakyat yang dipimpinnya. Dengan gubernur memberikan apresiasi bahkan pujian pada seorang anak yang hanya jujur mengakui kesalahannya, seakan-akan menutup bahaya pornografi yang jauh lebih besar dari sekedar kebohongan seorang anak. Memberikan pujian dan apresiasi kepada seorang anak didik karena kejujurannya menonton film porno, akan memberikan motivasi kepada pelajar yang lainnya untuk melakukan hal yang sama terlepas dari halal haramnya melakukan aktivitas tersebut.

 Tidak sepantasnya seorang pemimpin di suatu wilayah melakukan hal demikian. Seorang pemimpin yang menganggap pornografi hanya sekedar sebagai tontonan sama saja artinya memberikan keleluasaan untuk semakin berkembangnya bisnis pornografi tersebut. Dan sejenis dukungan untuk terus berkreativitas dalam melakukan bisnis gelap, sebutlah kini maksiat dimana-mana di Jawa Tengah mulai dari bisnis prostistusi, club malam, hotel berbintang hingga tempat maksiat lainnya justru semakin me jamur.

Seakan atas nama kemajuan, masyarakat dipaksa harus terbiasa dengan maksiat didepan mata. Amatlah miris, Jika seorang pemimpin yang seharusnya menjadi teladan mengayomi dan melindungi masyarakat dan generasi nya dari kerusakan, Justru malah memberikan contoh bagaimana merusak jatidiri dan kualitas generasi.


Liberalisme Sekuler Akar Masalah Kerusakan

 Munculnya sikap 'nyeleneh' dari seorang pemimpin negeri ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari asas yang mendasari tegaknya aturan di negeri ini. Liberalisme sekuler telah menciptakan pola pikir bebas hingga akhirnya level seorang pemimpin pun berpikir layaknya bukan seorang pemimpin. Kebebasan berpendapat menjadi hujahnya untuk tetap didbenarkan. 

Beragam permasalahan negeri ini tidak diselesaikan dari akar permasalahannya. Hanya diselesaikan dengan politik tambal sulam dengan orientasi mencari keuntungan semata . Makin liberalnya kehidupan di Jawa Tengah merupakan dampak dari semakin terbukanya peluang investasi yang masuk . Kebebasan berekonomi menuntut adanya kebebasan lainnya. Sehingga tuntutan dari para investor dengan adanya beragam hiburan dan pelayanan menuntut adanya peraturan daerah liberal yang pro terhadap para investor bukan keberpihakannya terhadap rakyat . 

Sehingga bukanlah hal yang mengherankan banyak statement dan kebijakan 'nyeleneh' akan menjadi pemandangan sehari-hari untuk masa yang akan datang selama masih menggunakan liberalisme sekuler sebagai dasar pemikiran dan dasar membuat aturan di negeri ini. Kebijakan akan tetap berpihak kepada orang-orang yang anti terhadap agama dalam hal ini anti terhadap Syariat Islam. Radikalisme dianggap masih tetap menjadi musuh utama yang jauh lebih berbahaya dari pornografi, seks bebas hingga prostitusi. Inilah pola pikit terbalik penguasa negeri ini.


Islam Solusi Kerusakan Sistemik

DDalamIslam jelas seorang pemimpin adalah raa'in (pengurus urusan). Sehingga tidak ada jabatan digunakan untuk nyleneh dan cari sensasi. Karena urusan umat dihadapan Allah akan dipertanggungjawabkan.

Rasulullah Saw. bersabda:

الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Imam adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).

Makna raa‘in (penggembala/pemimpin) adalah “penjaga” dan “yang diberi amanah” atas bawahannya. Rasulullah saw memerintahkan mereka untuk memberi nasehat kepada setiap orang yang dipimpinnya dan memberi peringatan untuk tidak berkhianat. Imam Suyuthi mengatakan lafaz raa‘in (pemimpin) adalah setiap orang yang mengurusi kepemimpinannya. Lebih lanjut ia mengatakan, “Setiap kamu adalah pemimpin” Artinya, penjaga yang terpercaya dengan kebaikan tugas dan apa saja yang di bawah pengawasannya.

Jika kepemimpinan kita hari ini memang belum berdasarkan Islam, tapi pertanggungjawaban kepemimpinan tetap akan dihisab dihadapan Allah. Seperti apapun bentuknya. 

Pemimpin yang menyukai film porno seharusnya introspeksi dan mendalami bagaimana syariat Islam mengaturnya karena terbukti agamanya pun Islam.

Film porno akhir-akhir ini mudah diakses karena perkembangan teknologi hari ini berdasarkan liberalisme. Sehingga seorang anakpun bisa dengan mudah mengaksesnya. Negara sebenarnya sangat bertanggungjawab akan peredarannya.

Menurut Syaikh ‘Atha` Ibnu Rusytah, menonton film porno hukumnya haram, meski itu hanya gambar dan bukan kenyataan yang sebenarnya.  Dalilnya kaidah fiqih : al-wasilah ila al-haram (Segala sarana yang mengakibatkan keharaman, hukumnya haram). Menurut beliau, pengamalan kaidah ini tidak mensyaratkan sarana itu akan mengakibatkan keharaman secara pasti, tapi cukup ada dugaan kuat (ghalabatuzh zhann) sarana itu akan mengakibatkan keharaman. Pada umumnya, film porno akan mendorong penontonnya melakukan keharaman, semisal zina. Maka kaidah fiqih tersebut dapat diberlakukan untuk kasus ini sehingga hukum menonton film porno adalah haram. (Ajwibah As`ilah, 10/10/2006).

Syaikh Ziyad Ghazzal juga menegaskan keharaman menonton film porno dalam kitabnya Masyru’ Qanun Wasa`il al-I’lam, hal. 75. Dalilnya sabda Rasulullah SAW,”Kedua mata dapat berzina, dan zina keduanya adalah melihat. Kedua telinga dapat berzina, dan zina keduanya adalah mendengar. Lidah zinanya dengan bicara. Tangan zinanya dengan menyentuh. Kaki zinanya dengan melangkah. Hati zinanya dengan berhasrat dan menginginkan. Dan kemaluan akan membenarkan atau mendustakannya.” (HR Muslim).

Syaikh Ziyad Ghazzal menjelaskan wajhul istidlal (cara penarikan kesimpulan hukum) dari hadits tersebut sebagai berikut. Kalau zina telinga yang diharamkan itu dengan mendengarkan cerita tentang zina, maka lebih-lebih lagi kalau melihat gambar orang berzina. Karena melihat gambar orang berzina lebih jelas dan lebih besar pengaruhnya ke dalam jiwa daripada sekedar mendengar cerita zina. Maka melihat film porno hukumnya haram. (Ziyad Ghazzal, Masyru’ Qanun Wasa`il al-I’lam, hal. 76).

Dikecualikan dari keharaman ini, pihak-pihak yang mempunyai keperluan syar’i (hajat syar’iyah), yaitu keperluan yang dibenarkan hukum syariah. Misalnya, polisi (syurthah), atau hakim (qadhi) yang akan menjatuhkan hukuman untuk pelaku suatu film porno. Dalam kondisi seperti ini, boleh hukumnya pihak-pihak tersebut melihat film porno dalam rangka pemeriksaan.

Dalilnya adalah hadits dan Ijma’ Shahabat. Diriwayatkan ketika Nabi SAW mengangkat Sa’ad bin Muadz sebagai hakim untuk menghukum mati kaum lelaki Yahudi Bani Quraizhah, Sa’ad telah membuka sarung mereka untuk mengetahui mereka sudah dewasa atau belum. (HR Al-Hakim dan Ibnu Hibban). Pada zaman Khalifah Utsman, seorang lelaki pencuri yang tertangkap. Khalifah Utsman memerintahkan para sahabat untuk melihat aurat di balik kain sarungnya. Ternyata rambut kemaluan pencuri itu belum tumbuh sehingga dia tak jadi dipotong tangannya. (HR Baihaqi). Hal ini diketahui para shahabat dan tak ada yang mengingkarinya sehingga terwujudlah Ijma’ Shababat. (Taqiyuddin an-Nabhani, an-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam, hal. 40).

Dalil-dalil ini membolehkan melihat aurat jika ada keperluan yang dibenarkan syariah. Kalau melihat aurat dibenarkan, maka melihat gambar aurat seperti film porno juga diperbolehkan, jika ada keperluan yang dibenarkan syariah, seperti pemeriksaan oleh hakim. Wallahu a’lam



Minggu, 15 Desember 2019

Negara Kapitalis Membidani Lahirnya Generasi Stunting

Problem negeri ini seolah tidak pernah berakhir. Data anak stunting di negeri ini pun tidak bisa dianggap sebagai masalah sepele. Seperti di daerah Magelang misalnya, data yang cukup tinggi menjadikan pemerintahan di Magelang memutar otak untuk mengurangi angka stunting tersebut. Jumlah stunting di Magelang tahun 2017 mencapai 30 % dari total populasi anak Kabupaten Magelang. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah.

Stunting adalah terhambatnya pertumbuhan anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan kekurangan stimulasi psikososial.

Sebagai solusi kendala tersebut, Pemerintah Kabupaten Magelang menyiapkan program Kampung Anak Sejahtera untuk menekan jumlah stunting. 

Melalui program Kampung Anak Sejahtera, menurunkan jumlah stunting melalui dua pendekatan, yaitu pola asuh keluarga dan kesehatan. Dikarenakan selain aspek kesehatan, stunting juga disebabkan praktik pola asuh keluarga yang salah.(http://beritamagelang.id/program-kampung-anak-sejahtera-tekan-stunting). Seberapa efektif upaya penyelesaian tersebut, sebenarnya perlu dilihat secara sistemik.

Rekor Stunting Indonesia

Indonesia memperoleh predikat negara dengan urutan ke 4 di dunia anak dengan kondisi stunting. Artinya problem ini menjadi permasalahan kompleks, karena terjadi justeu di negeri kaya, negeri yang seharusnya menjadi produsen lumbung pangan dunia.
https://www.google.com/amp/s/news.okezone.com/amp/2019/01/21/512/2007532/berada-di-urutan-4-dunia-pemerintah-gencar-berantas-stunting

Meski dari beragam.statement pejabat negeri ini menyebut  angka stu ting turun dimasa presiden Jokowi seperti yang disebutkan oleh KH. Ma'ruf Amin, tapi kemudian dibantah akan kebenarannya karena justru sebaliknya.
(https://m.detik.com/news/berita/d-4471803/maruf-klaim-angka-stunting-turun-7-di-era-jokowi-seperti-apa-data-kemenkes)
(https://www.kompasiana.com/ilyani/5c8f1ed195760e38ba27c192/kyai-ma-ruf-keliru-era-jokowi-stunting-justru-meningkat)

Problem stunting seharusnya menjadi problem yang cukup diseriusi oleh pemerintah. Bukan sekedsr wacana solusi semata. Kemiskinan dan jauhnya masyarakat darinkesejahteraan seharusnya menjadi orientasi yang diseriusi untuk ditangani. Karena problem stunting merupakan perkara genting yang butuh adanya penyelesaian.

Pemerintah menyebut sudah melakukan beragam upaya mengurangi stunting di Indonesia. Mulai dari dikeluarkannya Perpres No 42/2013, Penetapan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (Stranas Stunting) 2018-2024, bera ga m kampanye nasional pencegahan stunting, bahkan hingga sertifikasi pra nikah juga digadang akan menjadi bagian dari solusi pencegahan stunting. Ada juga program beras bervitamin BPNT, Program Kampung Anak sejahtera. Tapi dari beberapa tahun ini justru ptoblem stunting terus meningkat. Miris.


Stunting Akibat Hegemoni Kapitalisme Global

Pemerintah dianggap melihat problem stunting hanya dari sisi penampakan semata. Hanya dilihat dari sisi ekonomi.semata. sehingga beragam solusi yang dilakukan pun tidak pernah keluar dari kerangka berpikir kapitalisme. Uang negara hanya beredar pada program pemerintah sendiri bukan kepada kesejahteraan rakyat.

Dampak stunting seharusnya dilihat sebagai akibat dari penerapan ideologi yangsalahbdalam kehidupan kita hari ini. Kapitalisme liberal telah memaksa rakyat mau tunduk pada kebijakan yang jauh dari keberpihakannya kepada rakyat. 

Hal ini terbukti, dengan beragam analisa dan sokusi stunting dilakukan semata karena stunting dianggap dapat merugikan perekonomian Indonesia. Indonesia akan kehilangan angka usia produktif jika 30% anak stunting ini dewasa. Pemikiran yang sangat picik. Bahkan data 4 dari 10 anak Indonesia alamai stunting ini, menurut Menkes menjadikan Indonesia akan rugi hingga ratusan triliun. 
(https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/02/091000826/kekurangan-gizi-dapat-rugikan-ekonomi-indonesia)
(https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/kesehatan/2018/08/03/empat-dari-10-anak-indonesia-alami-stunting-menkes-sebut-negara-rugi-hingga-ratusan-triliun)

Tak sepantasnya pemerintah yang seharusnya bertanggung jawab atas urisan rakyat melihat masalah yang terjadi hanya melihat dari sisi keuntungan dan kerugian ekonominya saja. Bagaimanapun pengelolaan urusan rakyat seharusnya menjadi tanggungjawab negara bukan skeedar menerapkan prinsip untung rugi.

Sudut pandang kapitalis dalam mengelola urusan rakyat ini memang menjadi bagian dari Program penyelesaian stunting sesuai arahan WHO. Negara terdikte dengqn kebijakan Barat padahal jelas-jelas negara Baratlah yang mendulang keuntungan di negeri ini. Rakyat miskin di negeri yang berlimpahan sumber daya. Kemiskinan merajalela di negeri kaya. WHO menerapkan negara yang memiliki angka data stunting diatas 20%, menjadi negara yang dianggap memiliki masalah serius terhadap stunting. Dan angkanya Indonesia versi WHO angkanya bisa mencapai 35%.

Sebenarnya problem kelaparan dunia saat ini cukup parah, dimana 1 dari 9 orang didunia adalah penderita kelaparan. Penyelesaian WHO tidak pernah menyentuh padaakar masalah dunia yg diterapkan kapitalisme. Kebringasan dan kerakusan Kapitalisme inilah penyebab kemiskinan sistemik di dunia. Dengan berlindung pada lembaga dunia, semua menutup mata akan pelaku kejahatan yang sesungguhnya. Bahkan di tahun 2018 ada lebihbdari 820 juta penduduk dunia kelaparan. Lalu siapa peduli pada keadaan ini? Negara kapitalis hanya meraup keuntungan ditengah kemiskinan yang mereka ciptakan.

Sehingga dari sini kita akan melihat bahwa keseriusan negara kapitalis dalam menyelesaikan problem kelaparan dunia semata-mata bukan untuk kesejahteraan yang benar-benar ingin diraih.  Tapi semua dilakukan pun hanya sekedar untuk menjaga eksistensi kehidupan kaum kapitalis sendiri.

Islam Solusi Problem Kehidupan

Mewujudkan kehidupan  sehat berarti mewujudkan kebiasaan dalam berperilaku sesuai dengan syariah Islam. Hal ini membuat seorang muslim untuk berpikir dan berbuat sesuai dengan syariat Islam.

Menjaga kebersihan, kesehatan bahkan menjaga eksistensi hidup berdasarkan Islam menjadinsuatu kewajiban. Penerapan ini membutuhkan negara untuk merealisasikan syariat Islam dalam kehidupan negara. Mulai dari penerapan ekonomi Islam, politik Islam, pendidikan Islam dan pengelolaan harta milik unatpun harus dengan syariat islam hingga pelayanan kesehatan menjadi orientasi negara untuk menjamin kesejahteraan rakyat. Semua dilakukan cuma-cuma karena kesehatan rakyatnya merupakan hal penting untuk penjagaan kualitas negara.

Jaminan ketersediaan pangan yang halal dan baik, termasuk air bersih hingga tingkat rumah tangga (harga terjangkau dan mudah diakses) menjadinkewenangan dan tanggungjawab negara. Sehingga penerapan syariah yang kaffah inilah seharusnya mengembalikan fungsi negara bukan menjadi boneka bagi negara kapitalis dunia, tapi seharusnya negara kembali menjalankan fungsinya sebagai pengurus masyarakat, seperti menjamin pemenuhan pokok publik, menyediakan lapangan kerja, dan membebaskan barang milik umum dari kapitalisasi. 

Sehingga sinergisme penjagaan pola hidup sehat rakyat dengan syariat ditopang dengan penerapan Islam kafah oleh negara akan menjadi solusi komprehensif atas masalah stunting. Negeri ini tidak akan menjadi proyek uji coba penerapan kapitalisasi di semua lini kehidupan. Karena negara yang menerapkan Islam akan menghentikan semua bentuk kerjasama politis dengan negara kapitalis yang hanya berorientasi pada keuntungan semata. Beragam agenda penjajahan akan dibatalkan jika negara menyadari pengaruhnya untuk rakyat.



Sabtu, 14 Desember 2019

LIBERALISME BIKIN PENISTA MERAJALELA

Munculnya beragam penghinaan terhadap Nabi dan ajaran syariat Islam beberapa waktu ini marak terjadi. Umat Islam dihadapkan dengan pilihan sikap untuk berjuang membela agamanya atau memilih toleran terhadap upaya penistaan tersebut. Lambatnya aparat dalam menangani kasus penistaan tersebut menjadi penyebab semakin marahnya umat Islam kepada ketidakadilan di negeri ini. 

Dengan dalih toleransi, dilakukanlah beragam argumentasi pembelaan untuk meyakinkan opini publik bahwa menjadi seorang muslim tidak boleh terlalu fanatik, harus siap dengan beragam perbedaan  hingga beragam cara memahami Islam yang sudah tidak benar pun harus ditoleransikan. Beberapa tahun sebelumnya pernah terjadi kasus penistaan agama mulai dari perusakan masjid, pelecehan Alquran, hingga memasukkan anjing ke dalam masjid.

Munculnya beragam penistaan dan penghinaan terhadap ajaran agama Islam tidak akan pernah terjadi ketika manusia hari ini mengetahui betul konsekuensi dari penistaan tersebut. Akan tetapi hari ini banyak muslim sendiri atau orang yang mengaku muslim justru melemahkan dan melecehkan ajaran Islam. Bahkan tak sungkan melecehkan Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

 Hal ini terjadi dikarenakan adanya liberalisme sebagai dasar aturan bermasyarakat kita hari ini. Paham kebebasan ini telah mencengkram masyarakat dengan sangat kuat, di mana kebebasan berbicara, kebebasan berekspresi, kebebasan berakidah dan kebebasan beragama menjadi orientasi yang dijamin keberadaannya Dengan undang-undang dan HAM. 

Umat Islam hari ini lemah ketika dikatakan syariat Islam menentang HAM. Seolah-olah posisi HAM tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Islam. Padahal Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

َاْلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى.

“Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.” HR. Ad-Daruquthni (III/ 181 no. 3564)

Lalu mengapa umat Islam hari ini justru malah menganggap ada yang jauh lebih tinggi dari Islam. Mereka merasa biasa-biasa saja ketika agama mereka dihina bahkan berani mati untuk melakukan pembelaan terhadap para penista tersebut. Justru orang hari ini akan marah ketika harga dirinya dihina dan ini digambarkan demikian oleh ulama:

أَبُنَيَّ إنَّ مِنْ الرِّجَالِ بَهِيمَةً،
فِي صُورَةِ الرَّجُلِ السَّمِيعِ الْمُبْصِرِفَطِنٌ بِكُلِّ مُصِيبَةٍ فِي مَالِهِ،
وَإِذَا يُصَابُ بِدِينِهِ لَمْ يَشْعُر.

"Wahai Anakku sesungguhnya dari jenis orang (ada yang bagaikan) binatang ternak. Ia berupa orang (yang bisa) mendengar (dan) melihat (serta) cerdik jika ada musibah pada hartanya. Dan apabila (ada) musibah menimpa Agamanya, ia tidak peduli."
(Imam al-Mawardi asy-Syafi'iy, Kitab Adabud-Dunya wad-Diin 1/126)

Menjadi penista agama, bahkan penista Rasulullah merupakan sebuah keburukan. Karena Allah telah berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا

*Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.* (QS. al-Ahzab: 57)

Allah juga berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ فِي الْأَذَلِّينَ

Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina. (QS. al-Mujadilah: 20).

Syaikhul Mufassir (bapak ahli tafsir), at-Thabari mengatakan:

إن الله تعالى ذكره أخبره أن مبغض رسول الله صلّى الله عليه وسلم هو الأقل الأذل المنقطع عقبه، فذلك صفة كل من أبغضه من الناس، وإن كانت الآية نزلت في شخص معين

“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengabarkan bahwa orang yang membenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dialah orang yang lemah, hina, yang terputus keturunannya. Itu merupakan sifat bagi setiap manusia yang membenci beliau. Meskipun ayat ini turun berkenan dengan orang tertentu.” (Tafsir at-Thabari, 12:726)

Berikut beberapa bukti sejarah sebagai pengingat :
Pertama, semua orang yang menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kalangan kafir Quraisy, mati dalam kondisi mengenaskan.

1. Abu Lahab mati dalam keadaan mengidap penyakit Adasah, badannya mengeluarkan bau yang sangat busuk. Sampai tidak ada satupun keluarganya yang mau mendekatinya. Dia dimandikan dengan disiram air dari jauh. Dan ketika dikuburkan, orang-orang melempari tanah dan batu ke lubang kuburnya dari jauh.

2. Utbah bin Abu Lahab pernah menarik baju Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian meludahi wajah beliau yang mulia. Akhirnya di suatu perjalanan, kepalanya diterkam singa, padahal dia sudah berlindung di tengah kerumunan rombongannya.

3. Abu Jahal dipenggal kepalanya oleh Ibnu Masud di kerumunan bangkai orang kafir yang berserakan ketika perang badar, setelah dia dijatuhkan dengan serangan putra Afra dan Muadz bin Amr bin Jamuh.

Kisah-kisah lain semacam ini, banyak disebutkan di buku-buku sirah, mwnggambarkan kisah untuk pembelajaran kita hari ini. Masihkah kita akan diam jika agama dan Rasulullah tercinta kita dihina? Ayo umat Islam, bangkitlah untuk melakukan amar ma'ruf nahy munkar.


Senin, 09 Desember 2019

Neoimperialisme Berwajah Investasi

Kembali negara disibukkan dengan target investasi. Kini daerah pun ditarget dengan beragam investasi dengan alasan untuk meraih kemajuan dalam percepatan pembangungan. Cilacap misalnya, nilai investasi yang masuk 2019 ini sekitar Rp 72 Triliun. Angka yang cukup fantastis. (https://m.liputan6.com/regional/read/4119396/wow-nilai-investasi-cilacap-2019-capai-rp72-triliun)

Meski nilai investasi itu beragam tidak hanya dalam bentuk modal, akan tetapi hal tersebut dianggap merupakan hal membahagiakan. Dikarenakan memang orientasi ekonomi nasional menitikberatkan pembangunan pada investasi terutama dari asing.

Beragam upaya digunakan untuk makin memuluskan dan mempercepat investasi masuk. Salah satunya dengan penerapan OSS alias Online Single Submission (OSS) atau program pelayanan terpadu satu pintu. Berinvestasi di Cilacap, seorang pemodal tak perlu repot bolak-balik antar gedung karena semua kini dapat dilakukan secara online. Program.ini merupakan bagian dari program pemerintah Jateng untuk mempercepat investasi. Jateng mendapat penghargaan dg pelayanan terbaik se-Indonesia th 2018. Terbaik disini, dlm artian yg paling mudah menyiapkan sistem investasi bagi investor.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Cilacap, Dian Arinda Murni mengatakan itu berarti terjadi peningkatan sebesar 800 persen dibanding target investasi 2019 yang telah ditetapkan. Investasi terbesar di Cilacap pada 2019 di bidang listrik, gas dan air. Sedangkan investasi kedua terbesar adalah industri kayu.

Besarnya investasi ini menjadikan Cilacap sebagai titik tulang punggung energi nasional, dikarenakan suplai dari PLTU dan Kilang Pertamina menjadikan Cila ca p sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan memungkinkan pembangunan RTRW mengarah pada kwbutuhan percepatan transportasi. Proyek tol pun mulai digarap di beberapa waktu kedepan.
(https://satelitpost.com/regional/cilacap/rtrw-kabupaten-cilacap-mencakup-kegiatan-pusat-nasional)

Sebagai wilayah  dengan adanya aset nasional didalamnya, maka iklim investasi disuasanakan sedemikian rupa untuk mendukung investasi besar-besaran. Bahkan Cilacap menjadi target sasaran investasi asing masuk karena adanya aset nasional  tersebut. Ibarat gadis manis yang penuh pesona, bahkan pemerintah tak segan menawarkan beragam jenis investasi hanya demi menaikkan pendapatan daerah. Tak ayal, Cilacap digadang sebagai Singapore of The Java oleh Gubernur.

Program investasi jateng juga mrp program yang dianggap dominan, bahkan hal tsb digenjot dengan berbagai cara yang diarahkan oleh presiden jokowi. Perdagangan dan investasi Indonesia akan didorong melalui Lima Prioritas Presiden Joko Widodo, yaitu pengembangan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, menyederhanakan peraturan, menyederhanakan birokrasi, dan transformasi ekonomi. Hal inilah yang kemudian menjadikan Indonesia dipaksa harus siap  menjadi negara tujuan investasi dunia. (https://www.google.com/amp/s/m.antaranews.com/amp/berita/1177540/kemendag-indonesia-siap-menjadi-negara-tujuan-investasi-dunia)


Pelaksana Bank Dunia

Arahan investasi dunia kepada indonesia merupakan bagian dari strategi tata dunia baru, dalam hal ini sesuai dengan arahan dari Bank Dunia. Menjadikan wilayah asri I donesia mwnjadinsasaran investasi seakan memaksa Indonesia harus menjalankan dengan cepat keinginan negara imperialis dunia menjarah dan mengeksploitasi negeri ini dengan kemudahan yang justru kota berikan.
(https://www.google.com/amp/amp.kontan.co.id/news/dunia-nilai-indonesia-tempat-investasi-yang-tepat)

https://www.google.com/amp/s/www.medcom.id/amp/GKdRl4Eb-4-rekomendasi-bank-dunia-untuk-tarik-investasi-asing

-Pemerintah selama ini hanya memfokuskan pd percepatan investasi tanpa memperhatikan dampaknya dan pengaruhnya pada kesejahteraan masyarakat. Bahkan masyarakat indonesia justru mengalami kemakmuran semu. Dampak kerusakan lingkungan kian menjadi, masuknya tenaga asing justru seakan tak terbendung, masyarakat masih saja memiliki problem pengangguran dan sempitnya lapangan pekerjaan. Lalu kemakmuran itu untuk siapa?
https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20190723142610-532-414710/percuma-ekonomi-tumbuh-kalau-kemakmuran-semu?
https://m.liputan6.com/regional/read/4091817/didesak-pindahkan-tps-limbah-pltu-begini-respon-pemkab-cilacap

Pembangunan Memakmurkan Kapitalisme

Karena negara menerapkan sistem kapitalisme maka beragam macam pembangunan yang dilakukan hari ini hanya menguntungkan dan memakmurkan kaum kapitalis saja. Rakyat tetap saja miskin terbebani dengan beragam macam beban hidup yang semakin hari semakin bertambah.

Kebijakan kapitalistik hanya mengikuti  alur penjajahan neoimperialisme di negeri ini. Ujungnya kepentingan asing kapital yang mendominasi keuntungan. Rakyat tetap saja dibebani pajak tinggi, dan beragam kebijakan kapitalistik sementara investor mendulang keuntungan, bahkan rakyat tak sadar harta kandungan alam di negerinya diboyong ke luar negeri puluhan tahun. 

Kebijakan ini jelas kontradiksi dengan Islam. Dimana dalam Islam tugas dari pemerintah  sejatinya adalah pengatur urusan rakyat bukan berjual beli dengan rakyat. Sudah sewajarnya pemerintah mengupayakan segala sesuatunya mudah dan murah untuk rakyat bukan untuk kaum kapitalis. 

Pengelolaan sumberdaya alam pun seharusnya digunakan untuk kemaslahatan rakyat bukan sekedar memperkaya pihak tertentu saja. Pembangunan infrastruktur pun dalam islam digunakan untuk memudahkan rakyatnya bùkan sekedar mempercepat perekonomian.

Padahal Rasulullah telah mengingatkan kita umat Islam:
Jabatan (kedudukan) pada permulaannya penyesalan, pada pertengahannya kesengsaraan (kekesalan hati) dan pada akhirnya azab pada hari kiamat.” (HR. Ath-Thabrani)

Lalu kenapa penguasa kita hari ini tetap lalai dan justru mengeksploitasi bumi Allah ini semau mereka, menindas rakyat dengan kebijakan pro kapitalis bahkan tidak peduli dengan kerusakan pada bumi Allah?
Semua karena kapitalisme liberal telah menjadi dasar penerapan aturan di negeri ini. Penguasa disetir oleh kepentingan neoimperialisme dengan menggunakan topeng investasi.

Jumat, 06 Desember 2019

Be Millenial Muslim GenerationChange Your Habits!


 

By. Dewi Ummu Syahidah

Menjadi generasi milenial atau generasi Y atau dikenal dengan Generation Me atau Echo boomers, untuk menunjuk kepada mereka yang lahir di tahun 1980-1990 atau pada tahun 2000. Karena tedapat perbedaan dalam menilai asal lahir generasi ini. Tapi tidak menjadi masalah, mengingat ukuran generasi milenial ini kini menjadi sasaran empuk untuk pemanfaatan arus teknologi informasi dan ekonomi.

Menjadi generasi muslim milenial pun pada akhirnya harus berhadapan dengan beragam tantangan. Memang benar hari ini kecanggihan teknologi memudahkan kehidupan, akan tetapi teknlgi jika dihandle oleh pihak yang kurang tepat justru hanya akan melahirkan kesesatan dan permasalahan. Apalagi pengendali teknologi saat ini justru dihandle oleh kaum kapitalis yang menguasai pasar dan hanya berorientasi pada materi dan keuntungan semata.

Hingga tak sedikit remaja milenial pun menjadi korban keganasan kaum kapitalis. Rancangan kehidupan dialurkan oleh kaum kapitalis hingga berubahlah orientasi hidup seorang muslim. Seharusmya hidup untuk meeraih keuntungan akhirat, lalu berubah menjadi sekedar mencari kehidupan dunia. Miris.

 Realita masyarakat yang didominasi liberalisme kapitalisme, pada akhirnya menciptkan habits sesuai dengan cara pandangnya. Bahkan habits ini akhirnya mendominasi kehidupan masyarakat dan menjadikannya sebagai ‘urf atau sejenis kebiasaanumum di masyarakat. Sudut pandang melahirkan habits pada seseorang, lalu menciptakan terbentuknya masyarakat berupa ‘urf nya. Habits terbentuk darin adanya repetisi yang terus dilatih Dan dilakukan pengulangan ini dilakukan dengan sadar ataupun tidak akan menciptakan habits pada seseorang.

Realita kehidupan serba liberal telah menciptakan  habits khos pada diri seorang muslim. Tanpa disadari, perilaku generasi muslim hari ini jauh lebih condong kepada peradaban Barat. Beragam orientasi hidup untuk duniawi, standar kebahagiaan berupa materi, hingga kesenangan dan hiburan menjadi pemandangan keseharian.

Sebagai contoh, jelang akhir tahun beragam agenda telah disiapkan, bertepatan dengan momen liburan sekolah maka rentetan agenda hiburan dan planning hidup sudah direncanakan. Tanpa disadari moment liburan menjadi momen yang sangat dinanti, dengan alasan melepas penat butuh hiburan, liburan dan jajanan. Akhirnya dimanfaatkanlah hal.tersebut oleh pihak yang memiliki kepentingan ideologis untuk meraup untung sebesarnya. Tak peduli seberapa dampak kerusakannya, mereka akan menyiapkan konsep-konsep hiburan malin menyenangkan para milenial yang haus hiburan.

Pesta tahun baru, ko.ser dan beragam jenis hiburan disajikan tanpa disadari imbas kerusakan yang ditimbulkannya. Seks bebas merajalela, pergaulan ikhtilat dimana-mana, dan kerusakan generasi pun tidak mampu dicegah. Jika sudah menjadi tradisi turun temurun, seolah kebiasaan tersebut telah menjadi kelegalan. 

Artinya dari satu contoh saja, menunjukkan bahwa habits pada satu moment saja diantara generasi muda saat ini pun sangat ditentukan oleh peradaban Barat. Muslim jarang menanyakan detilnya dalam Islam bagaimana hukumnya, mereka menjalani sekedar hiburan, dan anggapan habits dimasyarakat akhirnya menjadi pelegalan.


Habits Menentukan Kualitas Hidup

Habits seseorang akan sangat menentukan kualitas hidup. Bagaimana sebenarnya tiap orang tua menghendaki kebaikan pada anaknya, hingga akhirnya orang tua menyiapkan kebiasaan baik sejak anaknya masih kecil. Dengan satu tujuan, agar anak bisa menjadi anak baik. Lalu peradaban dimana anak tumbuh ternyata dengan mudah menghancurkan bangunan habits orang tua untuk anaknya. Itulah mengapa, habits haruslah dibangun atas dasar kesadaran individu, untuk tetap membangun habits baik sehingga kualitas hidupnya pun baik.

Menjadi seorang muslim, sudah seharusnya hidupnya dipenuhi dengan habits Islam. Habits yang  sesuai dengan ajaran Islam. Hal itu dilakukan dengan cara terus mengulang aturan syariat dalam kehidupan keseharian.  Al-Qur’an telah memuat firman Allah yang membukakan kepada kita kunci daripada pengajaran, yaitu pengulangan (repetisi),

Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka (TQS Thahaa [20]: 113)


 Oleh karena itu untuk membentuk habits yang baik diperlukan pemahaman Islam yang komprehensif atau menyeluruh. Dengan mengetahui syariat Islam secara menyeluruh akan mempermudah seseorang untuk menjalankan kebiasaan baik.  Karena seluruh syariat Allah ketika dijalankan pasti akan menuai kebaikan atau ada maslahat yang dicapai.

Membentuk habits yang baik memang sulit pada awalnya, tapi dengan keistiqomahan pasti akan mudah menjadikannya konstan dalam amal. Habits buruk mudah dibentuk namun menyusahkan kita di sisa hidup kita.

Tantangan membentuk habits baik adalah diri kita sendiri.  Seringkali rasa seperti malas, enggan, futur menjadi penghalang keitiqomahan dalam melakukan habits baik.

Jadi hanya satu sebab ketika kita belum mampu membentuk habits baik yaitu : “Kita belum cukup banyak mengulang dan melatihnya, baik terpaksa ataupun sukarela”. Bukan masalah bakat, kurang motivasi atau apapun yang selama ini kita pikirkan.

Allah ciptakan akal pada manusia sebagai pembeda dengan makhluq lainnya. Sehingga disitulah tugas manusia memaksimalkan akalnya untuk bisa memikirkan hakikat penciptaan dan membiasakan habits sesuai dengan keinginan Sang Pencipta, yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala.

Penelitian mengatakan, bahwa 30 hari melatih suatu hal akan membuat kebiasaan baru terbentuk. Contohlah kita ingin membentuk habits membaca, maka bacalah buku setiap hari pada waktu yang sama, ba’da shubuh 1/2 jam, setiap hari. Maka setelah 30 hari habits baru itu akan muncul, walau masih lemah. Semakin lama kita melaksanakannya, semakin habits itu berakar.

Seperti ungkapan Imam Syafi’i “Wahai saudaraku, kalian tidak akan dapat menguasai ilmu kecuali dengan 6 syarat yang akan saya sampaikan: dengan kecerdasan, bersemangat, kesungguhan, dengan memiliki bekal (investasi), bersama pembimbing, serta waktu yang lama!

Menjadi remaja milenial saat ini pun mudah untuk mampu mengubah habits. Tantangan kedepan makin berat dan beragam ujian pun siap menanti. Akan tetapi ketika remaja milenial memiliki dan telah membiasakan habits positif sesuai dengan syariat Allah maka tantangan dan ujian tersebut akan dengan mudah terlewati.


Cara membangun habits positif

Untuk membiasakan Habib positif perlu diketahui gambaran Islam secara menyeluruh:

1. Hablumminallah : aqidah, ibadah

2. Hablum minan nafsi: akhlaq  pakaian, minuman, makanan.

3 Hablum minannaas: ekonomi, politik, sosial, pendidikan, kesehatan dll.

 Dari seluruh syariat tersebut haruslah diketahui rincian dan detailnya agar bisa memahami gambaran Islam secara menyeluruh. Sehingga dari situlah perlu adanya pengkajian dan penelaahan serta diskusi masalah kekinian dan aplikasinya dalam kehidupan.

Selain membangun ketaatan pada seluruh  aturan Allah dengan memahami Islam Kaffah, perlu juga dibangun upaya untuk tetap menjaga keistiqomahan dalam ketaatan yaitu dengan jalan dakwah atau menyampaikan dan menyeru pihak lain untuk senantiasa dalam ketaatan pula dan mencegahnya dari kemunkaran.

Menjadi generasi milenial memiliki tanggung jawab yang besar yaitu sebagai agen misi menyelamatkan generasi lainnya sehingga di bumi Allah tidak akan lagi ada maksiat yang dilakukan oleh makhlukNya. Dan hendaknya generasi muslim milenial memiliki sikap sebagai berikut :

1. Memahami Hakikat kehidupan dan tujuan kehidupan di dunia untuk apa

2. Senantiasa membangun Habits positif berdasarkan dalil atau hujjah syariat,  meneladani sunnah nabi, dan menjaga diri senantiasa berbuat baik.

3. Hidup berorientasi untuk kehidupan akhirat, mencari ridho Allah semata, menjadikan tiap waktunya untuk beramal sholih.

4. Senantiasa berbuat baik dan mengajak kebaikan dimanapun berada.

5. Mampu menjadikan media sosial sebagai wasilah kebaikan, bukan media  baper, dan menebar maksiat.

6. Mampu memprogram hidup dengan baik dan berorientasi pada amal akhirat.

7. Mampu merepetisi tiap kebaikan dari sosok yang diteladani atas dasar kesadaran dan keimanan.

Sehingga jangan sampai generasi milenial justru menjadi sasaran dari pihak.yang hendak merusak dan mencari keuntungan semata. Jangan mau jadi korban perusakan generasi, ingat masih ada masa depan yang bergantung pada kalian. Yaitu calon-calon pejuang  akhir jaman yang kelak akan menjadi saksi atas setiap kebaikan yang kalian tanamkan. Wallahu a'lam.

Rabu, 04 Desember 2019

Jatuh Cinta Pada Sabarnya Rasa Sakit

Beragam pelayanan kesehatan saat ini, mulai dari Askes, PBI, hingga BPJS selalu melahirkan sejuta cerita. Mulai dari minimnya pelayanan dari fasilitas kesehatan, kurang dimanusiakan, hingga kualitas obat yang dinilai kurang baik. Hingga pada akhirnya membuat manusia kapok dengan rasa sakit dan enggan berobat. Siapa sih yang menyukai sakit, lalu dilayani dengan beragam administrasi yang merepotkan. Bahkan tak sedikit cerita, sekedar mendaftar pasien rawat jalan saja, seakan pasien harus ekstra double sabar mengantri berjam-jam, sakit bukan bertambah sembuh justru bertemu dokter timbul penyakit baru.

Mengenaskan memang pelayanan kesehatan negeri ini. Memang masih banyak pelayanan kesehatan yang baik, tapi sistem pelayanan pada akhirnya membentuk mereka menjadi robot yang mau tidak mau bekerja pada sistem yang dibuat.  Bahkan dokter melayanipun terkadang dirasa setengah hati karena pasti berat ilmu dan fasilitas yang seharusnya mereka dapat tidak sesuai. 

Semua seakan protes, menjerit, tapi semua dilakukan dalam kebisuan. Cerita beragam pelayanan kesehatan collaps saja sudah memenuhi daftar panjang di negeri ini. Tunggakan klaim BPJS hingga miliaran rupiah menunggak belum terbayarkan. Tak sedikit rumah sakit menutupnya dengan pinjaman ribawi kepada institusi perbankan. Makin miris.

Lalu dimana letak kesabaran atas rasa sakit itu?
Para penderita sakit tahu persis bagaimana arti kesabaran dari para pemberi pelayanan kesehatan dalam.melayani pasien. Meski kadang kondisi berubah terbalik, tapi tetap pasien sabar itu jauh lebih bernilai. Karena mereka harus mengeluarkan sejumlah dana atas pelayanan rasa.sakitnya.

Rezim ini menciptakan sakit rasa baru. Karena tak hanya menahan sakitnya rasa sakit penyakit yang diderita, tapi juga harus menahan beragam rasa sakit hati atas kepenatan  ribetnya administrasi dan pelayanan kesehatan. Pada akhirnya, karena masalahnya sistemik, hanya melahirkan ukiran panjang yang butuh lebih diulur lagi panjangnya. Harus panjang sekali sabarnya. Masyaallah. 

Inilah justru yang perlu dipelajari. Bagaimana membangun rasa cinta pada kesabaran rasa sakit dalam situasi saat ini. Dimana rasa sakit, tak hanya sekedar berjuang untuk sembuh tapi rasa sakit disini hingga mempertahankan bagaimana bisa tetap berjuang tunduk pada syariat Allah, sementara kehidupan tidak banyak berpihak.

Ketaatan pada Allah dan tetap bertahan dalam kondisinya meruapan bentuk kesabaran yang tinggi. Dan saat inipun, umat Islam harus mampu merasakan indahnya kesabaran otu dalam tiap rasa sakitnya mereka. Bertahan dalam ketaatan padaNya meski ujian mendera merupakan bentuk keagungan sikap.

Sabar tidak hanya diartikan sebagai menahan diri. Tapi sabarnya seorang muslim adalah ketika dia mampu tetap menunjukkan ketaatannya pada syariat Allah dalam semua kondisi. Tetap memperjuangkan diri dalam ketundukan pada Allah merupakan keistimewaan sikap. Apalagi kehidupan saat ini mengkomersialkan kesehatan sebagai bentuk dari penerapan kapitalisme. Memberikan efek luar biasa menyengsarakan rakyat. Semua lini diorientasikan untuk keuntungan materi semata. Bukan pelayanan dan pengaturan urusan rakyat lagi.

Menikmati ketundukan dalam kondisi tidak normal merupakan sebuah tantangan tersendiri. Sehingga bagaimana seorang muslim saat ini seharusnya mampu tetap berjuang untuk kesembuhannya, juga tetap menjaga ketaatannya sehingga buah sabar akan tetap didapatkannya dengan penuh keindahan. Wallahu a'lam.