Oleh: Deu Ghoida
Kabar siaran langsung jadi mualafnya Deddy Corbuzier menjadi obrolan hangat akhir-akhir ini. Hal ini semakin panas ketika KPI melakukan larangan terhadap Ada cara live tersebut.
Larangan ini dinilai karena acara pengislaman Deddy Corbuzier dianggap sebagai bentuk rasisme. Jika kita amati sebenarnya ada kondisi tidak wajar dengan larangan yang dilakukan oleh KPI.
Isu toleransi di negeri Ini memang menjadi sebuah masalah yang belum tertuntaskan. Adanya kesalahpahaman dalam memandang toleransi sering ditarik ulur sesuai kepentingan pihak tertentu. Alih-alih menjaga kerukunan yang muncul justru ketidakadilan. Ketika berbau Islam maka kecenderungannya akan sangat dibatasi, sementara ketika berkaitan dengan keyakinan yang lain negara seakan tidak mau tau dan tidak melakukan proteksi terhadap ajaran dan keyakinan agama Islam.
Acara-acara yang berbau syirik hingga menyakiti perasaan umat Islam dari sisi mempertontonkan aurat, pergaulan bebas, hingga bermacam bentuk pelanggaran syariat sebenarnya mendominasi media di Indonesia hari ini. Akan tetapi dirasa KPI sangat menutup mata dan melakukan pembiaran terhadap pelanggaran tersebut.
Sebenarnya merupakan perkara yang wajar bagi KPI melakukan hal demikian. Hal ini dikarenakan KPI tidak mungkin dan tidak akan pernah bisa melakukan keberpihakan kepada umat Islam sekalipun umat Islam di Indonesia adalah dominan.
KPI akan terus melakukan upaya bagaimana menjaga toleransi dengan menjaga perasaan kaum minoritas di negeri ini sekalipun menyakiti hati umat Islam. Sekulerisme telah menjadi dasar pemikiran negeri ini. Dan pandangan mereka yang berkuasa hari ini pun menganggap bahwa liberalisme menjadi dasar aqidah yang harus dijunjung tinggi. Inilah kenapa Islam tidak akan pernah bisa dimenangkan dalam realitas sekulerisme yang mengakar kuat dan kapitalisme yang mencengkram sangat kuat di dalam kehidupan kita hari ini.
Apakah kita akan berdiam diri dengan kondisi ini? Ataukah kita ingin mendapatkan keridhaan Allah dengan terus memperjuangkan tegaknya syariat Allah di muka bumi ini? Pilihan itu ada pada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar