Sabtu, 22 Juni 2019

Menkominfo Dukung Rencana Polisi Patroli di Grup WhatsApp

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan mendukung pihak kepolisian yang berencana melakukan patroli di grup WhatsApp.

Namun, Menkominfo menjelaskan bahwa patroli yang dilakukan bukan berarti polisi berkeliaran secara bebas keluar masuk grup WhatsApp.

Menurut Rudiantara, patroli yang dilakukan kepolisian bukan secara suka-suka. Polisi baru akan masuk ke dalam grup jika ada anggota grup tersebut yang diketahui berbuat kriminal.

Rudiantara mengatakan, polisi bisa mengetahui apakah ada tindakan kriminal atau tidak di grup tersebut melalui delik aduan dan delik umum, kemudian meminta bantuan kepada Kominfo.

Sumber:
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/tekno/read/2019/06/18/12004507/menkominfo-dukung-rencana-polisi-patroli-di-grup-whatsapp

✒ #KomentarPolitik

Tobat Takkan Membuat Kalian Hina

Penulis: Deu Ghoida

#OpiniMuslimahJateng -- Berat nian tugas penjaga keamanan negeri ini. Kecurigaan pada rakyat sendiri atas nama penjagaan dan antisipasi keamanan telah menjadikan banyak PR harus dituntaskan beruntun.

Tak sedikit rakyat menjadi korban dan muncul banyak pemantik hilangnya kepercayaan rakyat pada penguasa akibat sikap arogansi aparat. Alih-alih menjaga keamanan, tapi yang nampak justru makin menipisnya kepercayaan dan kecintaan sebagian besar masyarakat pada penjaga institusi negeri ini.

Miris. Kapitalisme telah mengorbankan peran besar dan telah menjual kepercayaan rakyat kepada aparat. Digantikan dengan posisi pengaman rezim dan kedudukan semata. Beragam ancaman dan intimidasi menjadi sebuah jalan melanggengkan kepentingan minoritas berkuasa.

Benarlah apa yang digambarkan dalam hadits keberadaan aparat akhir jaman.

سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ شُرطَةٌ ، يَغْدُونَ فِي غَضِبِ اللهِ، وَيَرُوحُونَ فِي سَخَطِ اللهِ

“Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah”(H.R. Thabarani)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya menjadi polisi yang membantu penguasa berbuat zalim.

لَيَأْتِيَنَّ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ يُقَرِّبُونَ شِرَارَ النَّاسِ ، وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلاةَ عَنْ مَوَاقِيتِهَا ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلا يَكُونَنَّ عَرِيفًا ، وَلا شُرْطِيًا ، وَلا جَابِيًا ، وَلا خَازِنًا، رواه ابن حبان في صحيحه

“Sungguh akan pasti datang kapada kalian para pemimpin yang menjadikan manusia-manusia terjelek sebagai orang dekatnya dan mengakhirkan sholat dari waktu waktunya, maka barang siapa diantara kalian yang mendapatkan zaman itu, maka jangan sekali kali ia menjadi pembantu mereka, juga jangan pula menjadi polisi mereka, jangan pula sebagai tukang pemungut (pajak) mereka dan jangan pula sebagai tukang bendahara mereka.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya).

Hari ini kezhaliman penguasa nampak nyata, ketidakadilan terus dirasakan bahkan kriminalisasi terhadap pendakwah dan rakyat yang dianggap kontra karena aktif melakukan koreksi terus terjadi.

Seharusnya penguasa zhalim diingatkan dan dimuhasabah terus hingga mereka menyadari kesalahannya menyimpang dari hukum Allah. Toh siapa kita di dunia ini selain kita hanya makhluq lemah yang butuh menyelamatkan diri kita dari siksaNya ķelak akibat maksiat yang kita lakukan. Bertobatlah kalian, sebelum datang masanya tobat kalian tiada guna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar