Dengan dukungan Inggris, Perancis dan Zionis Internasional, musuh Islam ini menyusupkan Attaturk ke dalam struktur pemerintahan dan militer di Turki, lalu menyusun skenario jahat dan tipu daya untuk memaksa Turki mengubah bentuk Daulah Khilafah Islamiyah menjadi Negara Nasionalis-Sekuler. Jauh dari peradaban Islam, sebuah sistem yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Le histoire se repete, Sejarah akan terulang. Itulah sebuah ungkapan yang sering didengar. Akan tetapi kebenaran ungkapan ini diradakan benar realitanya. Semua fakta bahwa sejarah selalu mengulangi dirinya sendiri. Dari sinilah kita perlu melihat bahwa sejarah keruntuhan khilafah akan mengulangi sejarah bagaimana khilafah tegak kembali. Apalagi didukung oleh hadits akan kembalinya masa kekhilafahan kembali.
Dari Hudzaifah r.a., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 18430), Abu Dawud al-Thayalisi dalam Musnad-nya (no. 439); Al-Bazzar dalam Sunan-nya (no. 2796))
Umat Islam harus memiliki keyakinan akan kembalinya khilafah, seperti dia meyakini datangnya pagi setelah malam. Dia pun meyakininya sebagai sebuah janji kemenangan dari Allah sehingga dia tidak akan melihat kehidupan saat ini sebagai sebuah kehidupan final umat Islam.
Meski realita saat ini kita harus berhadapan dengan beragam ujian kehidupan untuk umat Islam. Mulai dari sisten politik demokrasi yang opportunis, serba memanfaatkan, mengambil peluang jika memang ada yang bisa dimanfaatkan. Akhirnya berujung pada saling memanfaatkan, politik uang dan memanfaatkan kekuasaan menjadi lekat dengan kehidupan politik saat ini. Demokrasi telah melegalkan manusia menjadi pengganti Tuhan.
Ujian kehidupan lainnya adalah dalam hal berekonomi. Umat Islam jauh dari ideologi Islam, telah menjadikan riba sebagai badis ekonomi mereka. Gambaran kehidupan berekonomi dalam muamalah ditegakkan dengan dasar yang jauh dari Islam, menjadikan kehidupan jauh dari keberkahan.
Kehidupan umat Islam yang jauh dari ideologi Islam pun nampak Dalam kehidupan sosial umat Islam saat ini. Kehidupan liberal, sekuler menjadi dasar pemikiran dalam sikap. Tak beraturan dan hanya menjadi penyebab masalah di masyarakat.
Kehidupan kemanan yang jauh dari Islam pun dirasakan makin parah. Umat Islam tak memiliki pelindung, perisai dari ancaman. Karena kehidupan yang jauh dari Islam justru saat ini menempatkan gambaran perjuangan kaffah, keinginan menegakkan khilafah sebagai sebuah momok menakutkan, dianggap musuh bersama yang harus diperangi karena dianggap bertentangan dengan asas negara. Na'udzubillah.
Kita bisa lihat bagaimana kondisi umat Islam diseluruh belahan bumi, Palestine, Rohingya, Suriah, hingga India serta berbagai belahan bumi lainnya telah menjadi bukti hilangnya marwah umat Islam. Sekat nasionalisme menjadikan kita tak mampu lagi berbuat apapun membela saudara muslim kita. Lagi lagi semua karena sekulerisme. Islam diakui hanya sebagai agama ritual semata. Bukan sebagai pengatur kehidupan.
Dan hari ini, Khilafah justru diposisikan sebagai musuh utama umat Islam. Kafir Barat yang menempatkan skenario hitam ini sebagai kacamata umat Islam memandang masalah. Mereka ciptakan common enemy, yang jauh lebih berbahaya dari narkoba, seks bebas hingga korupsi. Yaitu gambaran Islam radikal yang akan mengusung kekhilafahan kembali. Tapi bersabarlah, semua hanya skenario kafir Barat dalam mencegah datangnya kembali janji Allah yaitu tegaknya Khilafah. Ketakutan kafir atas sejarah kehebatan khilafah tak pernah hilang dalam benak mereka. Mereka kini menggunakan tangan-tangan anak kaum muslimin sendiri sebagai tameng menghalangi janji Allah. Pemikiran rusak pasti akan segera tersingkir.
Menuju fase akhir inilah, kita umat Islam seharusnya semakin sadar akan kondisi demikian. 96 Tahun ketidakberadaannya umat Islam dihinakan oleh para musuhnya. Penganiayaan, persekusi, dan penindasan, semua dialami umat seluruh dunia. Kita yakin, Allah tidak akan diam dan Allah sudah janjikan akan ada lagi perisai tersebut. Akankah kita tetap diam, atau ikut memperjuangkannya?
Berbagai macam cara mereka lakukan untuk menghancurkan umat Islam. Umat Islam tak mampu melawan, layaknya buih di lautan: banyak tapi tidak punya kekuatan. Bukankah Allah sudah memfirmankan bahwa umat Rasulullah adalah umat terbaik yang diturunkan pada manusia? (Ali Imron [3]: 110) Apakah ini nasib umat yang terbaik itu?
Ternyata, predikat terbaik itu melekat pada aktivitas amar makruf nahi munkar, yang hari ini kita melihat ada kemungkaran terbesar yaitu tercampakkannya hukum Allah SWT dan tiadanya Khilafah sebagai tajul furud (mahkota kewajiban) yang menjadi jalan tegak nya kewajiban lainnya.
Khilafah adalah kewajiban sekaligus solusi semua problematika yang hari ini menimpa umat Islam. Belum saatnya kah kita sadar akan kewajiban penegakkan khilafah dan kepemimpinan umat Islam ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar