Oleh: Dewi Ummu Syahidah
Memasuki usia bumi yang semakin menua, makin ada saja polah tingkah laku manusia. Khususnya generasi muda saat ini. Seakan baru memulai tahap menjalani kehidupan dewasanya, melepaskan diri dari kungkungan pengawasan orang tua di masa kecil, tak sedikit generasi muda yang justru kehilangan arah.
Food, fun, fashion, freesex and football seakan lekat dengan kehidupan anak muda masa kini. Tidak sedikit orang tua hilang kendali bahkan ada yang lepas kendali menangani kehidupan anak-anak mereka. Realita kehidupan yang berubah dan semakin cepat berganti, menjadikan orang tua seakan tertinggal jauh darinfase teknologi informasi. Jadilah anak sekedar meminta tanggungjawab nafkah dari orang tuanya. Sementara pendidikan, akhlaq dan tanggungjawab mentalnya diserahkan kepada pihak lain.
Adanya pola penerapan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) hari ini, telah menjadikan agama hanya pada lingkup ritual semata. Dalam pengaturan hidup, manusia seakan bebas menentukan sendiri. Inilah kemudian saat ini yang menyeimbangi kelahiran kecepatan teknologi dan informasi yang banyak melahirkan kerusakan di masyarakat.
Food. Dibarengi dengan sekulerisme, melahirkan beragam jenis gaya hidup yang berbeda dengan agama mengaturnya. Remaja gemar nongkrong di cafe, restaurant, mall bahkan tempat hiburanpun tak luput dari makanan dan bisnis yang berputar diatasnya. Jadilah kehidupan yang hanya berorientasi pada gaya hidup bukan kebutuhan. Mementingkan trend kekinian dari kepedulian sosial, hingga akhirnya mematikan saraf kepekaan terhadap lingkungan dimana dia tinggal.
Fun. Kesenangan remaja kekinian sangat identik dengan kebebasan. Sebutlah musik, game, traveling, tontonan hingga hobi pun tak sedikit yang merusak tatanan masyarakat. Atas dasar hiburan, barang haram menjadi legal, yak dicegah karena banyak peminat dan menguntungkan. Sebutlah konser-konser musik dari dalam dan luar negeri, menyedot dana miliaran dan merusak tatanan keislaman masyarakat. Ikhtilat, kholwat, aurat bahkan miras pun sangat dekat dengan gaya hidup bebas ini. Game dan beragam permainan lainnya pun demikian. Banyak diminati tapi efek jangka panjangnya tak bisa diragukan lagi. Serta beragam fun/kesenangan lainnya tak sedikit menuai keresahan orang tua akan anak-anak mereka.
Fashion. Trend yang dibawan negara Barat dan Timur membawa pengaruh besar pada industri pakaian dan mode di negeri ini. Tak sungkan bahkan generasi muda memamerkan oitfit mereka bernilai pulihan hingga ratusan juta. Dilakukan semata-mata demi stylish, trendi dan kekinian. Termasuk pengaruhnya kepada generasi muda muslim, mengikuti trend kekinian tanpa mengkaitkannya dengan standar syariat. Asal ikut tren, dengan tetap berkiblat pada peradaban di luar Islam. Akhirnya melahirkan muslimah 'canggung', berhijab karena mode, berkhimar gaya punuk unta, tabarruj bahkan perilaku jauh dari rasa malu.
Freeseks. Mengerikan gaya pergaulan bebas remaja hari ini. Pacaran menjadi tren kekinian, bahkan dianggap tak laku jika tak mengikuti. Padahal data perilaku kehidupan bebas dikalangan remaja negeri ini sudah bisa dikatakan membahayakan. Sebutlah data di daerah Cilacap, dari data 400 pasangan pra nikah 97%diantaranya sudah melakukan hubungan seksual. Mengerikan. (https://www.gatra.com/detail/news/440426/health/seks-pranikah-lagi--marak-di-cilacap)
Hal ini pun pastinya dialami daerah-daerah lainnya di negeri ini. Belum dengan data pelaku penyuka sesama jenis, jauh lebih mengerikan.
Football. Sepak bola, perempuan dan miras dekat sekali dengan perilaku remaja. Bahkan menjadi ajang perjudian bukan sekedar hobi tapi dari permainan ini dilahirkan banyak upaya mendulang keuntungan kaum kapitalis.
Lalu bagaimana Islam akan memiliki generasi berkualitas untuk kedepannya, jika generasi saat ini hanya disibukkan dengan 5F dan sejenisnya ini?
Menyiapkan Generasi Tangguh
Generasi tangguh tidak akan lahir dari sebuah peradaban yang generasinya membebek pada peradaban Barat. Untuk melahirkan generasi sekuat generasi shahabat, yang diusia belia mampu mengemban risalah dakwah dan agama, harus dibentuk dalam suasana hang kondusif. Lemahnya peran keluarga, berlepas tangannya penguasa dan hilangnya kontrol masyarakat akan pentingnya generasi baik untuk.masa depan tidak akan mampu mencetak generasi tangguh.
Realita hidup kita hari ini, dalam jeratan kapitalisme-sekuler-liberal, telah mencetak generasi hanya materi oriented, muslim tapi tidak mau diatur agamanya, bahkan kejidupannya berkiblat kepada peradaban diluar Islam.
Dalam kirin waktu 10 tahun kedepan, jika kerusakan peradaban Barat dijadikan kiblat peradaban generasi negeri ini, hanya akan ada Lost Generation di tengah kehidupan umat Islam. Kita akan kehilangan generasi muslim untuk masa depan. Lalu siapa yang akan memimpin umat untuk masa depan? Bagaimana generasi saat ini akan menjadi orang tua untuk anak-anak mereka?
Fase kehidupan umat Islam saat ini, sudah dikatakan pada fase akhir, berdasarkan fakta dan penunjukkan dalilnya. Perlu diingat akan datangnya tanda-tanda kiamat. Tanda besar Kiamat yang pertama setelah kemunculan al-Mahdi adalah keluarnya Dajjal, kemudian turunnya ‘Isa Alaihissallam untuk membunuhnya, selanjutnya datangnya Ya’-juj Ma’-juj, dan do’a Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk kebinasaan mereka, akhirnya Allah membinasakan mereka, selanjutnya Nabi ‘Isa Alaihissallam berkata:
فَفِيْمَا عَهِدَ إِلَيَّ رَبِّـيْ أَنَّ ذَلِكَ إِذَا كَانَ كَذَلِكَ؛ فَإِنَّ السَّاعَةَ كَالْحَامِلِ الْمُتِمِّ الَّتِـيْ لاَ يَدْرِيْ أَهْلُهَا مَتَـى تَفْجَؤُهُمْ بِوَلاَدِهَا لَيْلاً أَوْ نَهَارًا.
“Maka di antara yang diwahyukan oleh Rabb-ku kepadaku, bahwa hal itu (Kiamat) terjadi jika demikian. Maka sesungguhnya Kiamat itu bagaikan wanita hamil yang telah sempurna (kehamilannya) sementara keluarganya tidak mengetahui kapan mereka dikagetkan oleh kelahirannya, malam harikah atau siang hari?" (Musnad Imam Ahmad dari hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu (V/189-190, no. 3556))
Meski diantara para ulama ada perbedaan dalam pengurutan yang terlebih dahulu terjadi dari tanda kiamat. Akan tetapi tugas kita saat ini adalah meyakini bahwa kemenangan umat Islam, dan akan dipimpinnya umat Islam oleh 1 orang pemimpin adalah sebuah keniscayaan.
Untuk menyiapkan generasi tangguh yang siap menjadi pengikut kebenaran membutuhkan proses dan keistiqomahan yang luar biasa. Surga itu mahal, jadi tidak akan pernah diisi oleh generasi pemalas.
Pertama, adalah dengan ilmu pengetahuan, dan sumber dari ilmu pengetahuan adalah membaca. Juga hadiri majlis-majlis dzikir/majlis ilmu. Makanya mengapa wahyu yang pertama turun ke Nabi Muhammad SAW adalah tentang perintah membaca atau Iqra’. “Bacalah atas nama Tuhanmu (Allah SWT) Yang menciptakan.” (QS. Al-Alaq:1)
Kedua, senantiasa memurnikan tauhid, memastikan syahadatnya benar dan lisan perilaku selalu menjauhkan dari kesyirikan.
Ketiga, Memiliki semangat mengkaji Islam, karena dorongan keimanan dan perasaan sebagai hamba.
Keempat, selalu menjadi gambaran Ialam yang berjalan, menunjukkan ketaatan dan selalu mengendalikan diri dalam suasana ketaatan.
Kelima, Memiliki kepekaan tinggi terhadap agama, saudaranya dan berbagai peristiwa disekitarnya sehingga mampu menghukuminua dengan Islam dan mengaplikasikan sikapnya dengan tegas.
Keenam, senantiasa menegakkan amar ma'ruf nahiy munkar dimanapun dan kapanpun karena tegaknya Islam karena adanya amar ma'ruf nahiy munkar.
Ketujuh, mengemban visi kejayaan Islam. Tidak menjadi muslim individualis, hanya menyelamatkan disi sendiri tapi mampu memiliki kualitas selevel shahabat nabi.
Kedelapan, selektif dalam berkawan dan mampu menjadi ikon perubahan dimanapun dan kapanpun. Lisannya selalu bicara kebaikan, selalu mengajak bersama ke surga dan mampu menentramkan hati jiwa-jiwa yang rapuh karena lisannya basah oleh dzikir dan perilakunya jauh dari maksiat.
Kesembilan, selalu memiliki rasa takut dan menangisi rasa takutnya kepada RabbNya. Roja dan wara' ditempatkan sesuai maqomnya.
Semoga poin singkat diatas mampu memberikan gambaran sikap untuk mencetak generasi tangguh di zaman ini. Fastabiqul khairat, kejarlah surga meski jika kau tak mampu berlari, lalu engkau berjalan merangkak.