Sabtu, 28 Maret 2020
Lockdown Won’t Make U Down
Sabtu, 21 Maret 2020
Antara Ridho dan Ikhtiar Menghadapi Wabah Corona
Sabtu, 14 Maret 2020
Kampanye Sesat Feminisme Tak Layak Dirayakan
Kehidupan dunia saat ini yang serba materialistik telah banyak mengubah cara pandang manusia terhadap problematika yang terjadi. Beragam masalah kehidupan mulai dari masalah ekonomi politik sosial budaya dan keamanan telah menjadi problem keseharian masyarakat di dunia. Hal inilah yang kemudian mendorong sebagiah pihak melihat sisi lain dalam memandang masalah.
Obama, dalam Forum on Women and the Economy, 2012 lalu mengatakan bahwa perempuan bukanlah sejumlah blok monolitik atau "kelompok kepentingan". Ia menandaskan bahwa tantangan yang dihadapi perempuan mampu mempengaruhi semua orang dan semua golongan. Senada dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton semakin menajamkan pandangannya tentang vitalnya peran perempuan, ia bahkan menandaskan sekarang ini adalah abad partisipasi penuh (full participation age) bagi kaum perempuan. Peran perempuan sangat besar dalam menyelesaikan problem dunia.
Menurut asumsi mereka secara matematika ekonomi, ketika suatu negara menghargai kaum perempuan sama dengan mereka menghargai kaum laki-laki dengan cara memberikan kesempatan bagi wanita untuk berpartisipasi lebih besar dalam bidang perekonomian, maka manfaatnya tidak hanya bagi kaum perempuan tetapi juga bagi masyarakat luas.
Posisi Wanita dalam Islam
Secara umum, Islam memandang laki-laki dan wanita dalam posisi yang sama. Masing-masing adalah ciptaan Allah yang dibebani dengan tanggungjawab melaksanakan ibadah kepada-Nya, yaitu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hampir semua syariat Islam dan hukum-hukumnya berlaku untuk laki-laki dan perempuan secara seimbang. Demikian pula janji pahala dan ancaman siksaan bagi yang melanggarnya. Masing-masing memiliki kewajiban dan hak yang sama dihadapan Allah sebagai hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97)
Perbedaan Kodrat
Kesetaraan laki-laki dan wanita, bukan berarti kaum laki-laki dan wanita menjadi sama dan setara dalam segala hal. Karena, kenyataannya laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang mendasar. Secara biologis dan kemampuan fisik, laki-laki dan perempuan jelas berbeda. Begitu pun dari sisi sifat, pemikiran-akal, kecenderungan, emosi dan potensi masing-masing juga berbeda. Wanita tabiatnya melakukan proses reproduksi, mengandung, melahirkan, menyusui, menstruasi dan sebagainya. Menjadi tidak adil jika kemudian memaksakan persamaan peran yang tidak sesuai dengan kecenderungan yang mendasar tersebut.
Dari perbedaan mendasar ini, sejumlah hukum-hukum syariat ditetapkan oleh Allah yang Maha adil dengan perbedaan-perbedaan pula. Sebagian hukum, kewajiban, hak dan peran yang disyariatkan oleh Allah dibedakan sesuai dengan kemampuan masing-masing dari keduanya tadi. Tujuannya adalah, agar keduanya saling melengkapi satu sama lain dan dengannya hidup ini dapat berjalan sempurna, harmonis dan seimbang.
Hubungan antara laki-laki dan wanita adalah hubungan yang saling melengkapi, bukan hubungan persaingan sebagaimana yang diinginkan oleh konsep liberal. Islam memandang keadilan antara laki-laki dan wanita, bukan kesetaraan. Konsep kesetaraan bertolak belakang dengan prinsip keadilan. Karena adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, memberikan hak kepada yang berhak menerimanya. Wallahu a'lam.
Jumat, 06 Maret 2020
Bersinar Terang dalam Naungan Islam
Dalam kajian Rand Corp, kaum fundamentalis memusuhi Barat dan Amerika Serikat pada khususnya dan bermaksud, merusak dan menghancurkan demokrasi modern. Kaum tradisionalis umumnya memiliki pandangan yang lebih moderat, namun ada beragam kelompok tradisionalis. Ada yang dekat dengan kaum fundamentalis. Tidak ada yang sepenuh hati menerima demokrasi modern, budaya dan nilai-nilai modernitas, paling banter menerimanya sekadar hal itu bisa membuat kedamaian yang tidak nyaman.
Kaum modernis dan sekularis adalah yang paling dekat dengan Barat dalam hal nilai dan kebijakan. Namun, umumnya mereka berada pada posisi yang lebih lemah daripada kelompok lainnya; tidak memiliki dukungan kuat, sumber keuangan, infrastruktur yang efektif dan platform publik. Kaum sekular, selain kadang tidak bisa diterima sebagai bagian umat berdasarkan afiliasi ideologis mereka, juga memiliki masalah dalam menangani sektor tradisional dari umat Islam.
Rand Corp kemudian memberikan rekomendasi untuk melakukan strategi pecah-belah terhadap klasifikasi umat Islam tersebut. Keempat strategi tersebut antara lain: (1) Dukung kaum modernis terlebih dulu; (2) Dukung kaum tradisionalis melawan kaum fundamentalis; (3) Hadapi dan pertentangkan kaum fundamentalis; (4) Selektif dalam mendukung sekularis.
- Davod World: Digambarkan bahwa 15 tahun ke depan Cina dan India akan menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia.
- Pax Americana: Dunia masih dipimpin oleh Amerika Serikat dengan Pax Americana-nya.
- A New Chaliphate: Berdirinya kembali Khilafah Islam, sebuah pemerintahan Islam global yang mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global Barat.
- Cycle of Fear (Munculnya lingkaran ketakutan). Di dalam skenario ini, respon agresif pada ancaman teroris mengarah pada pelanggaran atas aturan dan sistem keamanan yang berlaku. Akibatnya, akan lahir Dunia ‘Orwellian’ ketika pada masa depan manusia menjadi budak bagi satu dari tiga negara otoriter.
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ ﴿٤٠﴾ الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” [al-Hajj/22:40-41].
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam). Dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur; 24:55)
Yakinlah, bahwa pertolongan Allah itu kian dekat.Wallahu a'lam bish-shawab. [ ]
Kamis, 05 Maret 2020
BOLEHKAH JUAL-BELI EMAS SECARA KREDIT?
Oleh:Ust. SHIDDIQ AL Jawi
PERTAMA: RASULULLAH SAW. BERSABDA:
KEDUA: ADA PENGECUALIAN DARI KEWAJIBAN SERAH TERIMA [TAQÂBUDH] KETIKA MELAKUKAN JUAL BELI TERHADAP JENIS-JENIS BARANG RIBA, YAITU KETIKA MENGAGUNKAN [RAHN], SAAT MEMBELI EMPAT JENIS BARANG RIBA, BURR, GANDUM, GARAM DAN KURMA DENGAN UANG.
KETIGA: JIKA ORANG YANG MEMBERI PINJAMAN (DÂ’IN) DENGAN ORANG YANG BERHUTANG [MADÎN] SATU SAMA LAIN SALING PERCAYA, MAKA TIDAK DIBUTUHKAN AGUNAN (RAHN). DALILNYA ADALAH FIRMAN ALLAH SWT:
KEEMPAT: KARENA ITU, BOLEH MEMBELI KEEMPAT JENIS BARANG RIBA,
KELIMA:
KESIMPULAN
Rajab Bulan Ujian, Let's Stand Up!
Banyak keutamaan bulan Rajab yang dapat kita pelajari di antaranya yaitu bulan Rajab merupakan bulan suci nan mulia yang kedatangannya dirindukan oleh umat Islam sebagai bulan penuh keberkahan. Allah SWT berfirman dalam surat at Taubah ayat 36 yang berbunyi:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS. At Taubah:36).
Syaikh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Nashaihul ‘Ibad menjelaskan bahwa Umar bin Khattab ra. pernah berkata, ”Kemuliaan dunia dapat diraih dengan harta dan kemuliaan akhirat dapat diraih dengan amal saleh”.
Maka kita bisa meraih amal sholih untuk kehidupan akhirat yang mulia pada bulan Rojab ini dengan berbagai kebaikan. Berpuasa sunah, memperbanhak doandan istighfar, memperbanyak sedekah dan beragam kebaikan lainnya. Amat sia-sia jika Rojab hanya memiliki satu makna saja yaitu mengerjakan tugas ujian sekolah tanpa kita meraih banyak peluang amal sholih lainnya.
Meraih Amal Terbaik
Amal terbaik akan mampu dihasilkan oleh orang2 yang memiliki kemampuan SMART dalam hidup.
S: Selalu terjaga kemurnian aqidahnya, sehingga jauh dari kemusyrikan dan kebathilan ibadah selain kepada Allah.
M: Menyegerakan memenuhi seruan jika ada seruan dari Allah dan RasulNya. sebagaimana Allâh Azza wa Jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allâh dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu. [al-Anfâl/8:24]
A: Memiliki aqliyah dan nafsiyah baik dan terjaga ada dalam suasana keimanan yang tinggi. Aqliyah atau pola pikirnya menunjukkan kemampuan mengkaitkan segala sesuatu berdasarkan pandangan Islam. Sementara nafsiyah Islam merupakan pola sikap dimana seseorang memenuhi tuntutan kebutuhan dan naluri dalam tubuhya aesuai Islam atau tidak. Keduanya jika terjaga dan tersusun dengan baik berdasarkan syariat maka kepribadian Islam yang baik dalam amal sholih pun mudah rerbentuk.
R: Roja' yaitu mengharap rahmat hanya kepada Allah, berbaik sangka kepada Allah, meminta jalan keluar, ampunan dan pertolongan hanya kepada Allah.
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
T: Tekun dalam ibadah. Tekun dalam menunaikan ibadah dalam berbagai kesempatan dan peluang pahala itu semua diambil dan ditunaikan. Karena baginya ketaatan dan meraih kebaikan akhirat jauh lebih utama dari berbagai keuntungan dunia.
عن مُسْتَوْرِد أَخي بَنِي فِهْرٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ.
Dari Al Mustaurid, saudara Bani Fihr, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Demi Allah, sesungguhnya kehidupan dunia dibandingkan dengan kehidupan akhirat hanyalah seperti air yang tersisa di jari seseorang setelah ia mencelupkannya ke dalam lautan (Yahya menunjukkan jari telunjuknya ketika ia meriwayatkan hadits ini). Perhatikanlah betapa sedikitnya air yang tersisa di jari tersebut (jika dibandingkan dengan air lautan.)" (HR.Muslim 8/156)
Abu Ja'far berkata:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يا عجبا كل العجب للمصدق بدار الخلود وهو يسعى لدار الغرور
Rasulullah saw. pernah bersabda: "Sungguh benar-benar aneh orang yang mengaku membenarkan (meyakini) adanya 'negeri keabadian' (akhirat), tetapi dia sendiri lebih banyak beramal untuk 'negeri penuh tipuan' (dunia)."(Ibnu Abi ad-Dunya' Kitab Az-Zuhd, 1/16))
Maka menjadikan hidup lebih bermakna, dengan tidak menyia-nyiakan hidup, tidak sekedar hidup asal hidup, akan menjadikan hidup jauh lebih bermakna. Ujian setiap hari seakan dinanti, karena jiwa-jiwa pemberani telah menyiapkan diri untuk meraih amaliyah terbaik. Hidup hanya untuk meraih kebaikan akhirat, menghadapi ujian medan kehidupan dengan keoptimisan dan kebahagiaan serta kesiapan meraih pahala di sisi Allah.
So, menjadi muslim sejati jika ada masalah dan ujian datang jadikan sebagai ladang pahala kebaikan. Let's stand up and never give up!
Senin, 02 Maret 2020
Refleksi 3 Maret: 96 Tahun Tanpa Khilafah, Umat Kian Susah.
Dengan dukungan Inggris, Perancis dan Zionis Internasional, musuh Islam ini menyusupkan Attaturk ke dalam struktur pemerintahan dan militer di Turki, lalu menyusun skenario jahat dan tipu daya untuk memaksa Turki mengubah bentuk Daulah Khilafah Islamiyah menjadi Negara Nasionalis-Sekuler. Jauh dari peradaban Islam, sebuah sistem yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Le histoire se repete, Sejarah akan terulang. Itulah sebuah ungkapan yang sering didengar. Akan tetapi kebenaran ungkapan ini diradakan benar realitanya. Semua fakta bahwa sejarah selalu mengulangi dirinya sendiri. Dari sinilah kita perlu melihat bahwa sejarah keruntuhan khilafah akan mengulangi sejarah bagaimana khilafah tegak kembali. Apalagi didukung oleh hadits akan kembalinya masa kekhilafahan kembali.
Dari Hudzaifah r.a., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 18430), Abu Dawud al-Thayalisi dalam Musnad-nya (no. 439); Al-Bazzar dalam Sunan-nya (no. 2796))
Umat Islam harus memiliki keyakinan akan kembalinya khilafah, seperti dia meyakini datangnya pagi setelah malam. Dia pun meyakininya sebagai sebuah janji kemenangan dari Allah sehingga dia tidak akan melihat kehidupan saat ini sebagai sebuah kehidupan final umat Islam.
Meski realita saat ini kita harus berhadapan dengan beragam ujian kehidupan untuk umat Islam. Mulai dari sisten politik demokrasi yang opportunis, serba memanfaatkan, mengambil peluang jika memang ada yang bisa dimanfaatkan. Akhirnya berujung pada saling memanfaatkan, politik uang dan memanfaatkan kekuasaan menjadi lekat dengan kehidupan politik saat ini. Demokrasi telah melegalkan manusia menjadi pengganti Tuhan.
Ujian kehidupan lainnya adalah dalam hal berekonomi. Umat Islam jauh dari ideologi Islam, telah menjadikan riba sebagai badis ekonomi mereka. Gambaran kehidupan berekonomi dalam muamalah ditegakkan dengan dasar yang jauh dari Islam, menjadikan kehidupan jauh dari keberkahan.
Kehidupan umat Islam yang jauh dari ideologi Islam pun nampak Dalam kehidupan sosial umat Islam saat ini. Kehidupan liberal, sekuler menjadi dasar pemikiran dalam sikap. Tak beraturan dan hanya menjadi penyebab masalah di masyarakat.
Kehidupan kemanan yang jauh dari Islam pun dirasakan makin parah. Umat Islam tak memiliki pelindung, perisai dari ancaman. Karena kehidupan yang jauh dari Islam justru saat ini menempatkan gambaran perjuangan kaffah, keinginan menegakkan khilafah sebagai sebuah momok menakutkan, dianggap musuh bersama yang harus diperangi karena dianggap bertentangan dengan asas negara. Na'udzubillah.
Kita bisa lihat bagaimana kondisi umat Islam diseluruh belahan bumi, Palestine, Rohingya, Suriah, hingga India serta berbagai belahan bumi lainnya telah menjadi bukti hilangnya marwah umat Islam. Sekat nasionalisme menjadikan kita tak mampu lagi berbuat apapun membela saudara muslim kita. Lagi lagi semua karena sekulerisme. Islam diakui hanya sebagai agama ritual semata. Bukan sebagai pengatur kehidupan.
Dan hari ini, Khilafah justru diposisikan sebagai musuh utama umat Islam. Kafir Barat yang menempatkan skenario hitam ini sebagai kacamata umat Islam memandang masalah. Mereka ciptakan common enemy, yang jauh lebih berbahaya dari narkoba, seks bebas hingga korupsi. Yaitu gambaran Islam radikal yang akan mengusung kekhilafahan kembali. Tapi bersabarlah, semua hanya skenario kafir Barat dalam mencegah datangnya kembali janji Allah yaitu tegaknya Khilafah. Ketakutan kafir atas sejarah kehebatan khilafah tak pernah hilang dalam benak mereka. Mereka kini menggunakan tangan-tangan anak kaum muslimin sendiri sebagai tameng menghalangi janji Allah. Pemikiran rusak pasti akan segera tersingkir.
Menuju fase akhir inilah, kita umat Islam seharusnya semakin sadar akan kondisi demikian. 96 Tahun ketidakberadaannya umat Islam dihinakan oleh para musuhnya. Penganiayaan, persekusi, dan penindasan, semua dialami umat seluruh dunia. Kita yakin, Allah tidak akan diam dan Allah sudah janjikan akan ada lagi perisai tersebut. Akankah kita tetap diam, atau ikut memperjuangkannya?
Berbagai macam cara mereka lakukan untuk menghancurkan umat Islam. Umat Islam tak mampu melawan, layaknya buih di lautan: banyak tapi tidak punya kekuatan. Bukankah Allah sudah memfirmankan bahwa umat Rasulullah adalah umat terbaik yang diturunkan pada manusia? (Ali Imron [3]: 110) Apakah ini nasib umat yang terbaik itu?
Ternyata, predikat terbaik itu melekat pada aktivitas amar makruf nahi munkar, yang hari ini kita melihat ada kemungkaran terbesar yaitu tercampakkannya hukum Allah SWT dan tiadanya Khilafah sebagai tajul furud (mahkota kewajiban) yang menjadi jalan tegak nya kewajiban lainnya.
Khilafah adalah kewajiban sekaligus solusi semua problematika yang hari ini menimpa umat Islam. Belum saatnya kah kita sadar akan kewajiban penegakkan khilafah dan kepemimpinan umat Islam ini?