Rabu, 09 September 2020

Islampohobia Menghantui Remaja Muslim


Oleh: Dewi Ummu Syahidah

 Semangat remaja muslim untuk mengkaji dan mendalami Islam akhi-akhir ini dirasakan sangat baik. Ditambah dengan semakin mudahnya akses informasi dan beragam cara untuk mendalami Islam makin mendorong remaja untuk jauh lebih cepat dalam berhijrah. Meski disisi lain serangan budaya Barat yang liberal dan permisif seakan ikut bertanding dalam ruang pikiran remaja saat ini.

Tak sedikit para pendakwah tampil dengan beragam upaya penyampaian dakwah yang cukup menarik, beragam diskusi dan tampilan modern dibuat untuk makin membuat materi keislaman mudah dipahami, tapi seiring dengan makin menggeliatnya dakwah Islam mulai bermunculan beragam upaya tandingan yang justru berkebalikan.

Muncullah arus Islamophobia (Islamofobia adalah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka dan diskriminasi pada Islam dan Muslim. Istilah itu sudah ada sejak tahun 1980-an,[3] tetapi menjadi lebih populer setelah peristiwa serangan 11 September 2001.

Pada tahun 1997, Runnymede Trust seorang Inggris mendefinisikan Islamofobia sebagai "rasa takut dan kebencian terhadap Islam dan oleh karena itu juga pada semua Muslim," dinyatakan bahwa hal tersebut juga merujuk pada praktik diskriminasi terhadap Muslim dengan memisahkan mereka dari kehidupan ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan bangsa.-wikipedia). Yang sebenarnya cukup tidak nyambung, ketika arus Islamophobia ini justru dilakukan oleh muslim sendiri yang ditujukan untuk saudara muslim yang lain.

Padahal, awal munculnya Islamophobia sendiri adalah dari Barat, hingga pasca tregedi 911, AS kembali mendakwahkan Islamophobia yang ditujukan pada umat Islam, supaya muncul kecurigaan diantara sesama saudara muslimnya. Imbasnya yang terjadi hari ini, banyak pihak akhirnya ketakutan pada kajian Islam, ditambah dengan makin massifnya arus moderasi Islam. Dimana saat ini moderasi Islam dianggap sebagai solusi ats makin gencarnya dakwah Islam kaffah di tengah umat Islam.

Padahal istilah Islam Moderat, ini muncul dari sebuah dokumen lembaga think tank AS, RAND Corporation yang berjudul Civil Democratic Islam, Partners, Resources, and Strategies, yang ditulis Cheryl Benard pada 2003, dan Building Moderate Muslim Network pada 2007. Dokumen tersebut mengelompokkan umat Islam pada kutub Islam radikal/fundamentalis, Islam moderat/sekuler, Islam modernis, dan Islam tradisionalis. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa karakter Islam moderat adalah mendukung demokrasi, pengakuan terhadap HAM (termasuk kesetaraan gender dan kebebasan beragama), menghormati sumber hukum yang nonsektarian dan menentang terorisme.
Sedangkan istilah Islam radikal/fundamentalis, oleh RAND diasosiasikan pada sosok intoleran, cenderung radikal dalam konotasi memaksakan kehendak, brutal, memperjuangkan penerapan syariat Islam secara kaffah melalui tegaknya Khilafah Islamiyah, menolak demokrasi berikut derivatnya, termasuk anti-Barat.

Selain mengotakkan muslim menjadi empat kelompok, disebutkan pula bahwa tiga kelompok Islam (tradisionalis, sekuler/moderat, modernis) ini kemudian harus dibenturkan dengan kelompok ke-4: fundamentalis.

Stereotip buruk tersemat kepada kelompok fundamentalis, seperti teroris, pemecah belah bangsa, diskriminatif terhadap perempuan, garis keras, antidamai, dll. Semua strategi ini bertujuan untuk membendung bibit kebangkitan Islam, termasuk membendung persatuan umat Islam.

Artinya, kemunculan Islam Moderat vs. Islam Radikal dan berbagai isu mengenai hal itu adalah by design. Kebijakan pemerintah di negeri-negeri muslim juga mengacu pada design tersebut. Artinya –pula–, Barat menyadari adanya bibit kebangkitan Islam.

 Ini diperkuat dengan laporan yang dirilis Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Intelligent Council/NIC) dalam bentuk dokumen berjudul Mapping The Global Future pada Desember 2004.

Jika hari ini remaja merasakan adanya upaya deradikalisasi, sehingga terbentuk Islamophobia, maka harus menyadari bahwa semua hal ini adalah merupakan upaya yang dirancang Barat dalam memecah belah umat Islam di negeri ini. Bagaimanapun Islam hanya ada satu. Perpecahan sengaja dihembuskan Barat dalam perang opini yang mereka lakukan sebagai bentuk serangan pemikiran Barat kepada dunia Islam. Karena Barat mengakui bahwa jika umat Islam diserang secara fisik, mereka takkan mampu mengalahkannya, sehingga Barat melakukan serangan kepada umat Islam dengan melemahkan pemikirannya.

 Ingat, bagaimanapun orang kafir tidak akan pernah ridho sampai kapanpun kepada umat Islam hingga umat Islam mengikuti millah mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

_“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan ridha’ kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka”_ (QS. al-Baqarah: 120).

Maka umat Islam khususnya remaja hari ini harus menyadari bahwa ada upaya membangun Islamophobia di tengah umat Islam. Dan ada yang menjajakan Islam moderat, sebagai solusi untuk mencegah Islam kaffah di tengah umat Islam. 

Ada framing islam intoleran yang sengaja dibentuk, yang mereka framing untuk pihak yang menganggap agama yang benar hanya Islam saja. Padahal Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman:

 ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ

_“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”_

Lalu alasan apalagi bagi kita umat Islam untuk mengikuti skenario Barat, sedangkan dalam Islam jelas bahwa berIslam kaffah merupakan suatu keharusan, bukan berislam moderat yang diperintahkan.

Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
_“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”_ (QS. Al Baqarah: 208)

Maka sikap yang harus diambil remaja hari ini terhadap upaya pembentukan Islamophobia adalah:

1. Kaji Islam dengan benar dan rutin

2. Pahami dalil dan mengkaji dengan periwayatan yang shohih

3. Ikuti perkembangan politik di dunia Islam sehingga bisa melihat lebih obyektif terhadap beragam peristiwa yang terjadi.

4. banyak berdiskusi dan memilah teman diskusi untuk memudahkan dalam memahami.

5. ikut ambil peran dalam upaya kebaikan dan mendakwahkan Islam, selain mejadi muslim, mukmin, muttaqin juga muslih.

6. Berdoa memohon terus kepada Allah agar senantiasa ditunjukkan kepada jalan yang lurus.

Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar