1 Muharram 1441 Hijriyah banyak dimanfaatkan berbagai kalangan untuk merayakan peringatan tahun baru Islam. Dengan berbagai macam cara dan semarak kemeriahan menyambut tahun baru Islam ini di berbagai kota mulai ditunjukkan dengan ghirah Islam yang makin tinggi. Terbukti dengan Pawai Panji Tauhid di berbagai kota di Indonesia pada tanggal 1 Muharram kemarin.
Antusiasme umat Islam nampak dari semangat yang masih membara. Meski sudah terlewati beberapa hari kemudian. Meski di sisi lain ada pihak yang yang melakukan beragam opini untuk mengalienasi dan mendiskreditkan pada ormas HTI. Menjadikan ormas Islam sebagai alasan untuk mengkriminalkan bendera tauhid. Dan ini dipandang sebagian pihak sebagai upaya kriminalisasi ajaran Islam.
Pola yang sama juga terjadi beberapa waktu yang lalu, Ketika ada seorang tokoh yang menyebut fenomena hijrah dengan adanya sertifikat berbayar. Dan beragam opini miring akhir-akhir ini pun semakin berani di kontroversialkan. Dengan dalih untuk menjaga kesatuan negara. Yang selalu dibenturkan adalah dari pihak umat Islam. Hal ini nampak dari wajah garang para aparat penegak hukum di beberapa daerah terhadap kibaran bendera tauhid dibandingkan OPM yang berani mengibarkannya di di depan istana.
Amat disayangkan jika fenomena hijrah justru dipandang sebagai bentuk upaya radikalisasi di tengah umat Islam. Mengingat kondisi sosial masyarakat di negeri ini ini sangatlah kacau. Angka pengidap HIV/ AIDS selalu meningkat setiap tahun, pelaku pergaulan bebas pun mulai menjarah hingga ke pelajar sekolah dasar dan generasi kita kehilangan sosok panutan . Tapi mereka justru mengalami ketakutan untuk mengkaji Islam akibat opini miring tersebut. Miris.
Apakah Ini Realita yang mereka inginkan yaitu generasi yang takut berhijrah lebih baik? ataukah generasi sekuler yang sebenarnya ingin dicetak oleh pendidikan kita hari ini? Demikian pun dengan fenomena hijrah harus dibarengi dengan bentuk ketaatan yang sempurna kesiapan mengkaji Islam secara Kaffah dan siap taat dan tunduk kepada seluruh aturan Islam.
Hijrah bukan sekedar fenomena sesaat layaknya demam Korea. Akan tetapi hijrah harus dilakukan sebagai mana dulu Rasulullah melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah. Mengubah sebuah tatanan dan peradaban masyarakat yang berbeda dari awal menuju masyarakat baru.
Dan kita pun saat ini harus memiliki upaya untuk bisa memperjuangkan Islam secara Kaffah dalam seluruh lini kehidupan kita. Dan memperjuangkan agar tatanan syariat menjadi satu-satunya solusi atas berbagai persoalan yang terjadi di negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar