Sabtu, 25 Juli 2015

PRIHATIN UNTUK CILACAPKU

PRIHATIN UNTUK CILACAPKU

Mendengar cerita seorang teman tentang perkembangan migrasi warga Tionghoa ke Indonesia membuat hati miris.
Dia menceritakan, di salah satu kecamatan di Cilacap sudah mulai dirasakan adanya geliat warga asing disana.
Dimana kecamatan ini memang menjadi tempat PLTU yang sedang dalam proses penggarapan.
Beberapa waktu lalu, ketika pemberitaan di medsos ramai tentang masuknya puluhan ribu TKC (Tenaga Kerja Cina) *istilah saya sendiri, secara fakta di kecamatan teman saya malah sudah benar dirasakan kehadiran 'warga baru'.
Dan yang menjadi sorotan saya adalah dengan cerita teman saya ini, bahwa sejak datangnya TKC , warga diiming-imingi untuk membangun kost atau rumah sewaan yang TKC ini siap membayar dengan 3-10kali lipat harga sewa biasanya. Bahkan ada toko kelontong pun juga disarankan untuk diperbaiki bahkan di pasang AC. Demi pelayanan yang memuaskan 'warga asing ini'.
Fasilitas hiburan pun di Cilacap kian hari kian marak. Pembangunan tempat karaoke, diskotik, lokalisasi pelacuran,cafe seolah sesuatu yang juga disiapkan sebagai fasilitas seiring masuknya TKC. Bahkan proyek pembangunan tempat hiburan malam dengan fasilitas 1 kamar 1 jam dengan harga lebih dari satu juta pun di promosikan dengan baliho besar di pusat kota.
Siapa yang sanggup membayar harga itu? apa warga asli Cilacap yang gajinya hanya 1,2jt sebulannya bahkan banyak yang dibawah UMK pendapatannya?atau para nelayan yang untuk mencari ikan tiap harinya juga harus bingung memikirkan mahalnya biaya BBM yang naik terus?
Belum lagi risihnya mata melihat salah satu tempat hiburan malam yang berjajar dengan TK IT dan masjid di pusat kota. Bahkan hingga hari ini juga dengan nama yang sama, tempat hiburan malam ini sedang berjuang dalam pembebasan lahan baru di dekat terminal Cilacap yang nantinya pembangunannya akan membelakangi Ma'had satu-satunya di Cilacap. Miris!
Belum lagi dengan cerita tentang gaji bulanan mereka berkali lipat lebih besar dari warga kita yang bekerja di perusahaan yang sama, hal ini benar adanya.
Katakanlah warga kita diberi gaji 3 juta sebulan saja sudah lumayan, ternyata gaji TKC ini bisa mencapai 18-30juta sebulan.
Ada yang membenarkan hal ini, dengan alasan mereka kesini dengan keterampilan dan juga ongkos transport yang mahal.
Ok lah bisa diterima alasannya. Tapi jangan lupa, warga kita bahkan Cilacap sendiri masih banyak pengangguran disini, ekonomi masyarakat lemah. Dan ujung semua ini akhirnya menimbulkan kesenjangan yang makin lebar antara warga asli dengan pendatang.
Hal ini hanya sebagian cerita yang pastinya secara realita di lapangan masalah yang muncul lebih besar lagi.
Kebijakan pemerintah menerima pinjaman hutang infrastruktur dan kebijakan memperluas masuknya investasi tanpa pertimbangan maslahat ummat telah merugikan negeri ini.
Bagaimana tidak?
Saat ini proyek betonisasi jalan masih berlangsung di Cilacap. Dan juga inslfrastruktur lainnya juga dalam proses penggarapan. Tapi sejatinya pembangunan disiapkan hanya untuk memberi fasilitas pada para investor sebagai syarat yang harus dipenuhi.
Bagaimana hal ini jika dikaitkan dengan pengaturan urusan rakyat?
Saya jadi ingat beberapa tahun lalu,ketika Cilacap mash sedikit dilirik para investor asing, korban akibat jalan rusak jumlahnya ratusan. Bahkan perbaikan pun minim dilakukan.
Bandingkan dengan sekarang. Semua pembangunan infrastruktur sangat cepat dengan alasan sebagai penunjang masuknya investasi.
Ini hal yang sulit diterima.
Jalan,fasilitas lainnya sebenarnya adalah hak rakyat,hak warga kenapa hal ini bukan jadi alasannya?
Rakyat diminta bersorak dan bertepuk tangan dengan kebijakan ini, kita diminta ramah dengan 'warga asing' meski sejatinya kita terancam. Memungkinkan kedepan tanah kita dibeli mereka, rumah kita digusur dengan alasan pelebaran infrastruktur dll.
Padahal hal ini sangatlah merugikan.
Kenapa kita masih menerapkan kebijakan kapitalis ini, padahal kita sebenarnya sudah merasakan himpitan yang sangat menyiksa ini.
Apa untungnya untuk rakyat?
Jika pun ada untung, jangan tutup mata karena sejatinya kerugian kita jauh lebih besar.
‪#‎CatatanPagi‬
‪#‎IslamIsSolution‬


tulisan d FB tanggal 12 Juni 22015
Ummu Syahidah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar