Jumat, 24 Juli 2015

H-1 Hari Raya

Telah Terbiasa
Sejak kecil, yang namanya hari raya, secara umum, kita terbiasa hanya dengan satu patokan: "kalender". Bahkan setahun sebelum, hari raya terbiasa dijadikan sebagai agenda tersendiri yang direncanakan, mengingat ketetapan itu dikenal secara nasional.
Hari raya umat Islam, yang seharusnya berpatokan pada kalender hijriyah yang menggunakan standar peredaran bulan, justru sudah banyak
ditinggalkan. Tapi terkadang banyak dilupakan bahwa penetapan kalender hijriyah semestinya dilihat dari peredaran bulan. Sekalipun dengan teknologi yang ada saat ini bisa diprediksi. Tapi hal in semestinya hanya prediksi saja.
Apalagi jika kita menilik pada landasan dalil yang dipakai.
Ibnu Hajar menyebutkan hadits dalam Bulughul Marom, yaitu hadits no. 652 dan 653. Haditsnya adalah sebagai berikut:
وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا [ قَالَ ]: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ: – إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا, وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا, فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
وَلِمُسْلِمٍ: – فَإِنْ أُغْمِيَ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا [ لَهُ ] . ثَلَاثِينَ  .
وَلِلْبُخَارِيِّ: – فَأَكْمِلُوا اَلْعِدَّةَ ثَلَاثِينَ.
وَلَهُ فِي حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – – فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, makaberhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).” (Muttafaqun ‘alaih).
Dalil ini menjelaskan bagaimana seharusnya waktu mulainya seseorang berpuasa dan berhari raya. Hanya saja secara umum banyak yang belum terbiasa dengan patokan melihat bulan yang dinanti di akhir bulan Ramadhan. Kebanyakan belum terbiasa di akhir malam hari ke 29 Ramadhan menanti kabar dari saudara muslim kita yang melihat hilal secara langsung, baik dari daerah kita maupun wilayah lainnya.
Tapi kebanyakan dari kita malah memilih sibuk menyiapkan pakaian baru untuk hari raya, makanan dan kue-kue, bahkan sibuk dengan ceremonial tahunan karena jadwal kalender sudah ditentukan.
Kebanyakan kita telah terbiasa untuk menghabiskan waktu di pasar-pasar untuk menyiapkan ketupat lebaran ketimbang memasang telinga untuk informasi awal bulan baru.
Kebanyakan kita telah terbiasa menyibukkan diri dengan rutinitas semata, tanpa mendahulukan dalil dan metodologi mana dalam penetapan Syawal yang akan diikuti.
Karena telah terbiasa, seharusnya tidaklah sulit merubahnya. Karena merubah kebiasaan hanya perlu mengubahnya saja.
Biasakan bicara dalil dan ikuti dalil syariat bila beribadah, pasti selamat.
Biasakan mencintai ilmu, karena ilmu akan menjadi penuntun dalam kebutaan.
Biasakan berdiskusi bukan hanya taqlid buta, karena diskusi akan menajamkan pemahaman.
Dan yang terpenting, jangan jadikan kebiasaan menjadi dalil kemalasan untuk menjadi lebih baik.
Yuk nanti malam hingga esok pagi kita berburu informasi kabar hilal. (⌒▽⌒)
*Catatan pagi akhir Ramadhan 1436 H
@Dewi Ummu Syahidah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar