Jumat, 28 Februari 2020

Menjadi Remaja di Garis Depan

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


يَعْجَبُ رَبُّكَ مِنْ شَابٍّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ

Rabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah (kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran) [HR. Ahmad]

Indahnya jika dikagumi manusia, karena atas kelebihan yang ada pada diri kita. Tapi semua tak sebanding jika yang mengagum adalah Allah. Allah kagum pada pemuda yang dalam dirinya tidak memiliki kecenderungan dan kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran yaitu menyimpang dari syariat Allah.


Ujian dan kenyataan hari ini yang dirasakan remaja, generasi muda saat ini cukup berat. Tantangan dan bentuk kehidupan dari masa ke masa memang berbeda, tapi esensi maksiat dan taat tetaplah sama. Pelanggaran tetap akan mendapatkan sanksi dari Allah. Sementara ketaatan tetap akan mendapat balasan kebaikan berupa surga.


Remaja kini dihadapkan dengan beragam masalah dan bentuk kehidupan yang kian kompleks. Mulai dari kesenangan, gaya hidup, pergaulan, kepekaan dan prestasi materialistik seakan menjadikan kehidupan remaja kian berubah.


Remaja kini harus menghadapi kehidupan sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) sebagai asas berpikir mereka. Sehingga banyak yang terjebak menjadi remaja muslim jauh dari Islam, hidup seenaknya seolah tak perlu agama mengatur, berpakaian mengikuti trend seolah dirinya jauh lebih berhak atas dirinya, lupa bahwa dia hanya makhluq lemah yang seharusnya hanya taat saja.


Remaja muslim pun kini menghadapi serangan liberalisme (paham kebebasan), sehingga remaja doyan pacaran, seks bebas, fun, fashion, food dan beragam hobi dan gaya hidup menjadi perkara wajib melekat pada remaja.


Kehidupan yang materialis (segala sesuatu diukur hanya dari sisi materi) juga telah menghilangkan kepekaan dan sensitifitas remaja pada nasib saudara muslim mereka. Mereka bingung mau bersikap apa melihat penindasan terhadap umat Islam terjadi dimana-mana, di Suriah, Palestine, Rohinya, bahkan India dll. Tak berani bersikap, bahkan mengambil jalan cuek dan masa bodoh akan nasib saudaranya. Lalu dimana sensitifitas keislaman mereka letakkan?


Egoisme, semau gue dan beragam.pemikiran individualis juga kerap dimiliki oleh remaja kekinian. Akibat pemikiran individualis inilah kemudian dirasakan kepekaan memudar, bahkan sensitifitas perasaan ukhuwah islamiyah, umat Islam satu tubuh seakan sulit didapati lagi pada generasi muda. Peduli amat dengan urusan orang, mikir diri sendiri saja pusing, baper, kurang bahagia dll. Mungkin itunyang dirasakan. Akhirnya pemuda jauh dari politik (pengaturan urusan umat berdasarkan Islam). Banyak pemuda tak peduli dengan agamanya, sesama umat Islam bahkan nasib saudaranya.

Lalu apakah generasi pemuda Islam seperti ini yang akan diandalkan sebagai generasi terbaik? Layak berada di garis depan sebagai tameng penjaga umat Islam dari kerusakan untuk kedepannya?


Menjadi Remaja Andalan Agama


Allah Azza wa Jalla berfirman:

أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang ada dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah mereka dikembalikan ?” [Ali ‘Imran: 83]

Jika Allah sudah menyentuh kita dengan ayat diatas, mengapa masih saja ada manusia yang menyembah selain Allah? Mencari tuhan baru, pola hidup baru jauh dari Islam, hidup bahagia dengan sekulerisme, liberalisme, hingga individualis yqng menjauhkan dari Islam.


Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

َاْلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى.

“Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.” HR. Ad-Daruquthni (III/ 181 no. 3564)


Jika remaja muslim ingin mendapatkan kemuliaan maka tak ada kemuliaan selain dengan Islam. Menjadi remaja muslim yang diandalkan diawali dengan beberapa sikap: 

1. Senantiasa menjaga diri dalam keimanan dan ketaqwaan. Hidup disadari hanya sebagai hamba, wajib hanya taat saja dan tak terfikirkan untuk melenceng sedikitpun dari ketaatannya. Remaja yang jauh dari shobwah.

2. Pemuda yang selalu memiliki kemauan tinggi untuk thalabul ilmi, karena baginya memahami syariat Allah adalah kunci keselamatan dunia akhirat. Karena hidup butuh petunjuk untuk bisa selamat.

3. Pemuda muslim memiliki kepekaan, sensitifitas, dan kepedulian yang tinggi karena Allah meminta untuk memiliki perasaan satu tubuh, menjaga ukhuwah islamiyah, dan peduli terhadap saudaranya.

4. Pemuda di garis depan akan menjadikan dirinya menjadi pelindung atas agama dan saudaranya, dia tidak lemah, apalagi manja, cengeng hingga alay. Dia adalah sosok yang saudaranya akan menjadikannya sebagai junnah/tameng dari kerusakan akibat lisannya tak pernah lepas dari amar ma'ruf nahy munkar.

5. Pemuda digaris depan memiliki visi akhirat yang kuat, orientasi hidupnya untuk akhirat,  dunia baginya cukup di tangannya bukan di hatinya.

6. Remaja muslim di garis depan memiliki tenaga yang kuat, semangat yang hebat serta daya juang tinggi. Sehingga dia memahami betul kapasitasnya untuk membawa misi agama di muka bumi dan tidak mudah tergoyahkan dengan situasi apalagi sekedar teman dan pergaulannya. 

7. Hidupnya dipenuhi cita-cita perjuangan, kemenangan Islam dan memiliki gambaran jelas kan sikap heroik para kesatria Islam. Hidup adalah perjuangan, dan hidupnya berorientasi pada pahala dan surga semata. Tak ada kebanggan baginya jika tak mampu memenangkan agama Allah.

Semoga kita semua mampu menjadi generasi terbaik untuk masa saat ini, menjadi pemuda yang terus sibuk melayakkan diri agar menjadi khoiru ummah/ umat terbaik yang akan menjadi penyelamat untuk diri, keluarga dan semua saudaranya sesama muslim. Menjadi remaja di garis depan, bukan sekedar retorika, tapi sebuah keniscayaan karena sejatinya surga itu benar, janji Allah itu pasti.

Allah SWT berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
 
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An- Nahl: 97).

Selasa, 11 Februari 2020

Stop Jadi Remaja Alay Maniak VDay

Tanggal 14 Februari biasa dijadikan sebagai momentum untuk kalangan remaja melakukan legalisasi percintaan. Beragam acara dibuat, beragam hiburan di tayangkan dan beragam produk dijualbelikan. Tanpa disadari remaja akhirnya mengikuti alur rutin tahunan yang sebenarnya tidak ada manfaat untuk agamanya sama sekali. Bahkan menjadi pintu masuk kemaksiatan yang sangat besar. 


Hal ini dikarenakan Valentine day dipromosikan oleh kekuatan besar di dunia sebagai media yang sengaja dijadikan alat menyerang pemikiran dari generasi muslim. Pro kontra berkaitan dengan sejarah Valentine Day yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan perayaan hari kasih sayang saat ini, seakan tidak perlu diingat sebagai sebuah polemik yang cukup panjang dikalangan Nasrani sendiri.  Justru hari ini pelakunya kebanyakan adalah generasi muda muslim. Sangat miris.


Perayaan VDay pada akhirnya menjadi sebuah hobi baru melegalkan kebebasan atas nama cinta. Nampak remaja alay tak tentu arah sekedsr ngikut tanpa tau apa.maksud dan hukumnya dalam agamanya. Seakan menjadi remaja gaul, kekinian jika mengikuti perayaannya tapi justru yang nampak adalah kejahilan atas kurangnya pemahaman Islam. Karena Vday hari ini banyak difokuskan pada hura-huranya, romantisnya dan legalitas pacaran atas dukungan sistemik. Dunia seakan semua merayakan. Justru hal ini yang seharusnya perlu dipikirkan.

Memahami Konspirasi Liberalisasi Generasi Muslim

Banyak literatur menjelaskan sejarah VDay sebagai sebuah perayaan yang jauh dari Islam. Yang perlu dipahami  oleh generasi muslim hari ini adalah adanya upaya sistematis melemahkan aqidah dan keterikatan umat Islam dengan perayaan atas nama cinta.

Beberapa strategi untuk melemahkan kekuatan umat Islam   diantaranya:
Pertama, menghancurkan aqidah umat dengan serangan aqidah. Salah satu langkahnya, remaja muslim dipaksa mengikuti alur pemikiran kufur dalam perayaan VDay. Sebagai srbuah perayaan yang cukup dimaknai dengan mendalam. Padahal hanya ada perayaan 'id dalam Islam yang patut dirayakan. Semua kerusakan ini diekspose besar-besaran di media massa dan ruang publik. Disengaja diekspose untuk dijadikan sekedar hiburan. Opini sengaja dibangun, ketakutan justru ketika muslim taat pada syariat Allah dengqn beragam stigma. 


Strategi kedua, menjauhkan umat Islam dari syariah. 
Diopinikan syariat sebagai kontra revolusioner, ekstrim kanan, bahkan hingga opini radikal pun kini sarat bermunculan. Hingga muncul sebuah pandangan extraordinary crime dunia saat ini adalah narkoba, terorisme dan radikalisme. Seolah korupsi, pemurtadan, seks bebas jauh tidak lebih berbahaya dari opini tersebut. 


Strategi ketiga, ada upaya meliberalkan remaja muslim dengan Barat dijadikan kiblat atas pemikiran dan perilaku remaja. 
Harus disadari bahwa upaya liberalisasi ada keterkaitan dengan strategi ekonomi. Dimana kepentingan ekonomi global negara Barat di negeri ini sangat kuat. Jika remaja memiliki keinginan dan kecenderungan hidup bebas maka mudah bagi mereka mengarahkan pemikiran remaja sebagai konsumen atas barang dan gaya hidup yang Barat tawarkan. Lalu negeri ini dilemahkan dan disetir arah perjuangan generasi mudanya untuk menjakah negerinya sendiri.
Kita bisa perhatikan dari angka pelaku seks bebas, aborsi, perceraian, perkosaan, dll tiap.waktu terus bertambah. Liberalisasilah biang dari segala kerusakan generasi muda kita hari ini. Musuh Islam telah melancarkan strategi jitu dengan sasaran "4S" (Sing, Sex, Sport, Smoke) juga dengan sasaran "4F" (Fun, Fashion, Food, Faith).


Kembali Kepada Islam, Jauhi Sikap Plagiat

Tanpa disadari, Barat kafir telah menjadikan generasi muda muslim hari ini sebagai plagiat atas kebudayaan Barat. Diantara sendi-sendi Islam yang dijadikan target utama mereka untuk dijauhkan dari umat Islam adalah Sabda Nabi saw:
"Aku tinggalkan dua perkara yang mana apabila kalian berpegang teguh pada keduanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya setelah aku wafat; Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnah Rosul-Nya (Hadits) ".
Mereka berpikir bagaimana terus menjauhkan gemerasi muslim dari al quran dan sunnah. Padahal jelas keduanya merupakan penyelamat kita di akhirat kelak.

Dannkita sebagai seorang muslim memiliki keeajiban menyelamatkan diri dan keluarga kita dari api neraka, sebagaimana firman Allah berikut:

ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ﴿التحريم : ٦

At Tahriim : 6
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Perayaan VDay apapun bentuknya jelas merupakan bentuk tasyabbuh(meniru) dari orang kafir.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ  . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ  وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ

Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no. 7319)

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ

Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).

Ibnu Taimiyah menjelaskan, tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 27: 286.


Imam Nawawi –rahimahullah– ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, “Yang dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan dziroo’ (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashroni. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal-hal kekafiran mereka yang diikuti. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat ini.”  (Syarh Muslim, 16: 219)

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031. 


Perayaan VDay dengan bentuk apapun jelas merupakan sebuah pelanggaran ketika filakukam oleh seorang muslim. Jauhilah dan tinggalkan aktivitas tasyabbuh, dan mulailah berbangga pada identitas keislaman kita. Tunjukan bahwa generasi muda muslim hari ini adalah kita. Layakkan diri untuk menjadi cerminan dan teladan generasi terbaik pada masa kini.