Kamis, 13 Agustus 2015

Kontemplasi Kemerdekaan

👉✌Bukan anti pada hari KEMERDEKAAN, hanya perlu merevisi pemahaman saja.

Perayaan kemerdekaan negeri ini, seringkali menjadi bentuk pelegalan aktivitas keharaman. Ikhtilat/ campur baur dalam acara karnaval, festival-festival, hingga perlombaan yang tidak ada hubungannya dengan esensi kemerdekaan.

Kita lebih berbangga merasakan perayaan daripada sibuk mikir mau berbuat apa untuk negara ini.

Atau kita sibuk kibarkan bendera dibanding menengok seberapa banyak bendera asing bercokol di negeri ini.

Kita lebih sibuk upacara sementara 'tamu luar negeri' menjarah negeri ini pun kita sambut dengan suka cita.

Kita lebih repot mempersiapkan atribut balap karung sementara di semua lini kita tertinggal, rupiah melemah, harga daging tidak masuk akal, harga cabe mahal dan semuanya itu lupa kita pikirkan.

Kita lebih suka mengeluh menerima daripada keras memperjuangkan perubahan.

Kita lebih suka menghujat kemiskinan kita daripada mencari solusi untuk semua saudara kita yang kelaparan.

Kita lebih sering mengatakan manut, nrimo saja daripada kritis menelaah kenapa masalah menimpa kita bertubi-tubi.

Kita lebih memilih diam dan pasif daripada berjalan kearah penguasa sang pembuat aturan negeri ini dan memuhasabahinya.

Kita lebih suka nonton penangkapan KPK atas pejabat korup daripada kita datang ke dewan dan menyampaikan keluhan rakyat kita.

Kita lebih suka merasakan harga mahal daripada kita sibuk mencari tau kenapa semua harga barang di negeri ini merangkak naik.

Ada apa dengan KITA?
Jika dikatakan MERDEKA, kenapa mata, kaki, lidah, tangan dan semua organ kita dikendalikan pihak lain bukan diri kita sendiri.

#CatatanPagi

14Agt15
🌷De.Umsyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar