Sabtu, 22 Agustus 2015

Cara Bertaubat dari Dosa Ghibah

CARA BERTAUBAT DARI DOSA GHIBAH

Yang perlu kita ketahui, bahwa ghibah merupakan dosa yang berkaitan dengan hak Allah. Sehingga pelakunya dituntut untuk bertaubat dan istighfar, juga menyesal serta bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Juga berkaitan dengan hak anak Adam. Sehingga untuk menggugurkan dosa ini, ada syarat selanjutnya yang harus dipenuhi, agar taubatnya diterima dan menjadi sempurna.
Perselisihan Pendapat Ulama Perihal Kafarah Ghibah
Syarat tambahan inilah yang menjadi perbincangan para ulama. Pendapat pertama mengatakan seorang yang menghibahi saudaranya tebusannya cukup dengan memohonkan ampunan untuk orang yang dighibahi. Mereka berdalil dengan hadits,

كفارة الغيبة أن تستغفر لمن اغتبته
“Tebusan ghibah adalah engkau memintakan ampun untuk orang yang engkau ghibahi.”

Hikmah dari permohonan ampun untuk orang yang di-ghibah-i ini adalah, sebagai bentuk tebusan untuk menutup kezaliman yang telah ia lakukan kepada orang yang dighibahi. Jadi tidak perlu mengabarkan ghibahnya untuk meminta kehalalan kepada orang yang di-ghibah-i.

Pendapat ini dipegang oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, murid beliau Ibnul Qayyim, Ibnu Muflih, as-Safarini dan yang lainnya. Bahkan Ibnu Muflih menukilkan dari Ibnu Taimiyyah bahwa pendapat ini merupakan pendapat mayoritas ulama [1].

Mereka menguatkan pendapat ini dengan tiga alasan:
Mengabarkan ghibah kepada orang yang di-ghibah-i akan menimbulkan dampak negatif (mafsadah) yang tak dapat dipungkiri, yaitu akan menambah sakit perasaannya. Karena celaan yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang dicela lebih menyakitkan ketimbang celaan yang dilakukan dengan sepengetahuan orang yang dicela. Dia mengira orang yang selama ini dekat dengannya dan berada di sekelilingnya, ternyata dia telah merobek-robek kehormatannya di balik selimut.

Mengabarkan ghibah kepada orang yang di-ghibah-i akan menimbulkan permusuhan. Karena jiwa manusia sering kali tidak bisa bersikap obyektif dan adil dalam menyikapi hal seperti ini.
Mengabarkan ghibah kepada orang yang dighibahi akan memupuskan rasa kasih sayang diantara keduanya. Yang terjadi justru semakin menjauhjan hubungan silaturahim.
Tak diragukan lagi, dampak kerusakan yang timbul dari mengabarkan ghibah ini, lebih buruk daripada pengaruh negatif perbuatan ghibah itu sendiri. Ini menyelisi tujuan syari’at (maqasid asy-syari’ah) yang bertujuan untuk menyatukan hati, memupuk rasa saling menyayangi dan persahabatan. Padahal diantara prinsip yang berlaku dalam syari’at Islam adalah,

تعطيل المفاسد وتقليلها لا على تحصيلها وتكميلها
“Mencegah kerusakan atau keburukan secara merata, atau memperkecil dampaknya. Bukan menimbulkan kerusakan atau menyempurnakan kerusakan” [2].

Pendapat kedua menyatakan, memohonkan ampunan saja tidak cukup. Akan tetapi harus ada usaha meminta kehalalan kepada orang yang dighibahi, agar taubatnya diterima di sisi Allah.
Dan bagi pihak yang di-ghibah-i, seyogyanya untuk memaafkan saudaranya yang meminta kehalalan karena telah menggunjingnya. Agar ia mendapatkan pahala memaafkan kesalahan orang lain dan keridoan Allah terhadap orang-orang yang pemaaf.
Pendapat ini dipegang oleh Abu Hanifah, Syafi’i, Malik dan riwayat dari Imam Ahmad (ketika membahas permasalahan qadzaf (tuduhan palsu); apakah diharuskan menceritakan tuduhannya kepada orang yang telah dituduh, dalam rangka meminta kehalalannya, atau tidak perlu diceritakan) [3].

Ulama yang menguatkan (merajihkan) pendapat ini adalah al-Ghazali, Qurtubi, Imam Nawawi dan ulama – ulama lainnya yang sependapat dengan mereka.

Mereka berdalil dengan hadis dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, yang mana beliau mengatakan,”Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
“Siapa yang pernah menzalimi saudaranya berupa menodai kehormatan atau mengambil sesuatu yang menjadi miliknya, hendaknya ia meminta kehalalannya dari kezaliman tersebut hari ini. Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu bila ia mempunyai amal shalih maka akan diambil seukiran kezaliman yang ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan, maka keburukan saudaranya akan diambil kemudian dibebankan kepadanya.” (HR. Bukhari no. 2449)

Dari hadis ini mereka menyimpulkan, ghibah adalah dosa yang berkaitan dengan hak manusia. Maka dosa tersebut tidak bisa gugur kecuali dengan meminta kehalalan dari orang yang telah ia zalimi.
Mereka menganalogikan (meng-qiyas-kan) masalah ini dengan permasalahan hak harta benda. Dimana bila seorang merusak harta benda milik orang lain atau mengambil tanpa hak, maka bentuk taubatnya adalah dengan menggantinya atau mengembalikannya kepada tuannya.

Mengenai hadis yang dijadikan argumen pendapat pertama,
كفارة الغيبة أن تستغفر لمن اغتبته
“Tebusan ghibah adalah engkau memintakan ampun untuk orang yang engkau ghibahi.”

Mereka menilai bahwa, hadis ini maudhu‘ (palsu) [4], dan matan-nya (pesan yang disampaikan dalam hadis) tidak benar. Karena dosa ghibah itu berkaitan dengan hak anak Adam. Sehingga untuk menggugurkan dosanya harus meminta kehalalan kepada orang dizalimi [5].

Pendapat yang Rajih (kuat)
Setelah pemaparan dua pendapat ulama di atas beserta argumen yang mereka utarakan, maka pendapat yang nampaknya lebih rajih -wal’ilmu ‘indallah- menurut keterbatasan ilmu kami adalah pendapat kedua; yang menyatakan wajibnya meminta kehalalan kepada orang yang di-ghibah-i.

Terlebih bila orang yang di-ghibah-i dikenal pemaaf dan berdada lapang. Terkadang orang yang meng-ghibah-i tidak bermaksud menghinakan, namun hanya saja dia tergelincir ketika berbicara atau mengobrol. Intinya, yang perlu dipahami bersama bahwa ini adalah konsekensi asal dari tebusan ghibah, yaitu meminta kehalalan kepada orang yang di-ghibah-i.

Adapun bila orang yang di-ghibah-i dikenal tidak pemaaf dan menurut prasangka kuatnya dia tidak akan memaafkan. Bahkan akan menambah kebencian dan permusuhan. Atau bila dia mengabarkan secara global perihal ghibah yang dia lakukan, yang bersangkutan akan meminta penjelasan secara rinci; yang mana bila ia tahu hal tersebut akan membuatnya semakin benci dan marah, maka dalam kondisi ini cukup dengan mendoakan kebaikan untuknya. Serta menyebutkan kebaikan-kebaikannya di hadapan orang-orang. Dan beristighfar kepada Allah atas dosa ghibah yang telah ia lakukan.

Wallahu a’lam

sumber: muslim.or.id

Rabu, 19 Agustus 2015

Cara Menulis sebuah Artikel dalam 20 Menit.


Bismillaah..

Apakah bisa saya menulis sebuah artikel dalam 20 menit? Tentu Anda bisa. Bagaimana caranya? Nah, itu saya akan menjelaskannya buat Anda. Supaya Anda dapat menulis artikel dengan cepat dan mudah tanpa menghabiskan waktu yang lama. Tidak perlu lagi menghabiskan waktu lebih dari 20 menit dalam sehari untuk menulis sebuah artikel. Bahkan bisa kurang dari 20 menit untuk menulis artikel.

Tips ini saya bagikan kembali dari Copyblogger dan saya akan coba sampaikan buat Anda yang senang untuk menulis dan ingin menerapkannya baik itu untuk tulisan offline maupun tulisan online. Dan tentunya Anda ingin mengisi waktu luang Anda dengan menulis.

Tulisan offline maksudnya tulisan-tulisan yang ditulis pada buku diari atau buku jurnal Anda sehingga banyak tulisan yang nantinya bisa menginspirasi Anda juga. Atau Anda sedang menulis untuk sebuah buku, yang mungkin Anda akan mempublikasikan di berbagai penerbit.

Tulisan Online maksudnya Anda ingin menulis untuk blog Anda baik itu untuk tujuan internet marketing seperti bisnis online, promosi, seo, dan lainnya, atau Anda memang ingin berbagi ilmu yang pernah Anda dapatkan sebelumnya ataupun pengalaman Anda sendiri. Sehingga bisa bermanfaat juga buat orang lain.

Tips menulis cepat ini tetap menampilkan tulisan yang berkualitas. Akan tetapi kalau Anda masih dalam tarap belajar menulis cepat, jangan terlalu menghiraukan tulisan Anda agar berkualitas, untuk mencapai hal itu butuh proses dan waktu. Paling utama adalah Anda tetap berusaha dan selalu bersabar dalam menulis. Tuangkan saja semua ide dan inspirasi dalam sebuah tulisan. Insya Allah Anda pun akan menunjukkan kualitas Anda dalam menulis suatu saat nanti.

Berikut ini tujuh tips menulis sebuah artikel dalam 20 menit, silahkan Anda baca dan simak dengan seksama:

1. Menjaga sebuah daftar ide-ide

Kenapa ide harus dijaga? Terkadang anda mendapatkan sebuah ide itu susah dan membutuhkan waktu sehingga membuat satu artikel pun menjadi terhambat. Nah, ketika inspirasi berdatangan pada Anda, segera untuk menuliskan pada buku catatan atau file word. Terkadang bagi kebanyakan blogger dan pembuat konten, menemukan topik untuk ditulis, menghabiskan waktu yang tidak sedikit. Dengan menjaga sebuah daftar ide memungkinkan Anda bergerak untuk membuat posting baru dengan cepat ketika Anda sudah siap untuk menulis. Jadi, menjaga daftar ide ini akan membantu Anda dalam menulis artikel-artikel selanjutnya.

2. Biarkan ide-ide Anda menetas

Filosopi ini diambil dari telur yang mau menetas, jika telur-telur yang dierami oleh induknya dengan memakan waktu yang cukup maka telur pun akan menetas. Kita terapkan filosopi ini dengan menulis sebuah artikel. Jika anda mencoba untuk memaksa diri anda datang dengan dukungan informasi untuk ide anda yang cemerlang dengan segera, hal itu akan menghabiskan waktu yang lama. Biarkan topik yang anda dapatkan untuk disimpan selama beberapa hari, dan anda dapat menambahkan ide-ide baru karena mereka terjadi pada Anda dan ketika anda sudah siap untuk menulis, anda akan siap memiliki semua dukungan info yang diperlukan dari info-info yang telah anda simpan sebelumnya.

3. Mengedit sebelum Anda mulai

Memakan waktu lama lagi kalau diedit? Maksudnya, Anda mungkin telah mendapatkan dua kali dari banyak ide yang Anda perlukan pada poin ini, Anda bisa baca kembali ke poin no.2, jadi ini waktunya untuk lebih ketat. Buang beberapa ide pendukung yang tidak sesuai dengan topik utama dari artikel. Ingat, kita sedang membicarakan tentang bagaimana cara menulis artikel dalam 20 menit, buak sebuah epik. Anda dapat selalu menggunakan ide-ide yang ANda tidak perlukan untuk posting berikutnya.

4. Gunakan poin-poin

Seringkali kita membaca artikel yang menggunakan poin-poin seperti artikel ini. Poin-poin, atau penomoran dengan Angka dapat membuat tulisan sebuah artikel jauh lebih sederhana dalam hal penyusunan karena anda tidak lagi harus mencari tahu perpindahan dari satu ide ke selanjutnya. Sisi manfaat yang besar adalah bahwa pembaca menyukai daftar-daftar; mereka lebih mudah untuk matanya mengikuti. Jadi, ketika anda membuat sebuah artikel, buatlah poin-poin untuk memudahkan juga pembaca artikel Anda.

5. Tetap singkat

Jika anda ingin menyelesaikan artikel tersebut dalam 20 menit, coba untuk menjaganya dibawah 500 kata. Jangan merasakan seperti anda sedang melewati konten berkualitas, juga. Biarpun tulisan anda hanya berkisar 500 kata tetapi padat akan informasi itu sangat bagus. Buatlah setiap hitungan kata dan anda akan menyimpan waktu tanpa membiarkan kualitas slip. Jadi, jangan terlalu khawatir dengan jumlah kata tetapi informasinya yang disampaikan tetap singkat, padat, jelas dan tetap berkualitas.

6. Kembali lagi nanti

Jika anda sedang mandek, jangan coba untuk memaksa kata-kata untuk datang. Simpan artikel dan kerjakan untuk hal yang lain sementara waktu. Jika inspirasi berdatangan, buka dokumen itu lagi. Anda bahkan dapat beralih dari satu posting blog ke yang lain, menghabiskan beberapa menit masing-masing ketika ide-ide datang pada anda. Hal itu akan menyimpan waktu yang banyak.

7. Tidak pernah menyimpan sebuah ide bagus

Ini yang menggoda buat Anda, ketika anda melihat melalui daftar ide-ide anda, untuk menyimpan ide terbaik untuk nanti karena anda pikir bahwa mereka akan lebih mudah ditulis. Anda tidak ingin menyimpan waktu kemudian, anda ingin menyimpan waktunya sekarang. Apakah artikel yang Anda tahu akan datang dengan mudah dan membuat sebagian besar waktu itu.

Semoga bermanfaat.

Sumber: Coppyblogger

5Tanda Kematian

5 Tanda 100 Hari Menjelang Kematian
Ini adalah tanda pertama dari ALLAH SWT kepada hambanya dan hanya akan di sadari oleh mereka yang dikehendakinya. Walau bagaimanapun semua orang islam akan mendapat tanda ini hanya saja mereka menyadari atau tidak…..
1. Tanda 100 hari sebelum kematian:
Tanda ini akan terjadi selepas waktu ashar, seluruh tubuh yaitu dari ujung rambut hingga ke ujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan menggigil, contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti, kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar.
Tanda ini rasanya nikmat dan bagi mereka yang sadar dan berdetik dihati bahwa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan kehaidiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa sembarang manfaat…
Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda ini, maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.
2. Tanda 40 hari sebelum kematian:
Tanda ini juga akan terjadi sesudah waktu ashar, bagian pusar kita akan berdenyut-denyut saat daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pohon yang letaknya diatas arasy ALLAH SWT, maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat persiapan atas kita, diantaranya ialah ia akan mulai mengikuti kita sepanjang waktu.
Akan terjadi malaikat maut ini memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung seketika.
Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.
3. Tanda 7 hari sebelum kematian :
Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang sedang diuji dengan penyakit. Biasanya orang sakit tidak selera makan, namun tiba-tiba ia sangat berselera dan lahap untuk makan.
4. Tanda 3 hari sebelum kematian :
Pada saat ini kita akan merasakan denyutan di bagian tengah dahi yaitu diantara dahi kanan dan kiri, jika tanda ini dapat dirasakan dan dikenali maka berpuasalah agar perut kita tidak mengandung banyak najis dan ini akan memudahkan orang yang akan memandikan kita nanti.
Pada saat ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat diperhatikan jika kita melihatnya dari bagian sisi.
Telinganya akan layu dimana pada bagian ujung telinga akan berangsur-ansur masuk ke dalam.
Telapak kakinya yang melonjor akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakan.
5) Tanda 1 hari sebelum kematian :
Akan terjadi sesudah ashar dimana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu bagian ubun-ubun, hal ini pertanda kita tidak akan sempat untuk menemui waktu ahsar keesokan harinya
Tanda akhir :
Akan terjadi keadaan dimana kita akan merasakan sejuk dibagian pusar dan rasa itu akan turun kepinggang dan seterusnya akan naik ke bagian tenggorokan.
Pada saat ini hendaklah kita terus mengucap kalimat SYAHADAT dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada ALLAH SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.
Semoga tanda-tanda 100 hari menjelang kematian ini akan membuat kita senantiasa sadar bahwa sesungguhnya kita tidak akan hidup selamanya di dunia ini. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita mempersiapkan diri untuk kehidupan di akherat yang kekal.,,,,,yaa Allah Yaa Rahman Yaa Rahim....Ambilah Nyawaku Dalam Keadaan Khusnul Khotimah....Amiiinn...Amiiinnn Yaa Rabbalalamin...

Kamis, 13 Agustus 2015

Untuk Sebuah Peran

Menikmati peran, laksana menikmati hidangan di atas meja. Gambaran yang asimetris.

Tidak mudah setiap peran dijalani, tanpa ada dedikasi pada syariat atau pada sudut pandang khas. Meski sejatinya peran itupun lahir untuk identitas ketundukan.

Menjadi pelaksana peran layaknya pekerja rodi yang dalam kondisi apapun peran itu mesti dijalankan. Apapun kondisinya. Susah, senang, sakit, sehat bahkan terluka parah sekalipun.
Itulah tanggung jawab. Itulah suatu dedikasi tanpa batas.

Tinggal masalahnya, mampukan manusia memiliki cara pandang seperti itu memahami perannya? Karena step awal yang seharusnya dilakukan adalah belajar memahami peran dan berlatih untuk sebuah dedikasi.

Kita bisa, jika kita yakin dan berusaha.

14Agustus15
🌷De.Umsyah

Renungan Kemerdekaan

#MERDEKA

Kalimat singkat yang perlu direnungkan kembali....

"Sejarah Nusantara tidak bermula sejak 17 Agustus 1945, jadi jangan samakan Indonesia dengan sejarah sebelum '45"

"Yang berjuang mengangkat senjata di negeri ini bukan kaum nasionalis, tapi rakyat di bawah kesultanan Islam"

"Siapa yang menggerakkan rakyat mengusir penjajah Belanda dan Jepang sebelum ada presiden RI 1 di Indonesia?

"Pasca 17 Agustus, apakah sudah merdeka secara fisik? "

"17 Agustus lebih tepat digunakan sebagai pengakuan luar negeri terhadap Indonesia, setelahnya penjajah berubah dari mengangkat senjata menjadi duduk di perundingan"

"Dimana kaum nasionalis sebelum tahun '45? Apakah ikut mengusir penjajah di negeri ini atau mereka bersekolah di luar negeri?"

Jawab sendiri, renungkan, jika ngga nemu jawaban, cari sejarah yang obyektif agar kita tidak melakukan kesalahan dua kali: ga paham sejarah, salah bersikap.😊

#Mikir 
*Status FB

14Agt15
🌷De.Umsyah

Kontemplasi Kemerdekaan

👉✌Bukan anti pada hari KEMERDEKAAN, hanya perlu merevisi pemahaman saja.

Perayaan kemerdekaan negeri ini, seringkali menjadi bentuk pelegalan aktivitas keharaman. Ikhtilat/ campur baur dalam acara karnaval, festival-festival, hingga perlombaan yang tidak ada hubungannya dengan esensi kemerdekaan.

Kita lebih berbangga merasakan perayaan daripada sibuk mikir mau berbuat apa untuk negara ini.

Atau kita sibuk kibarkan bendera dibanding menengok seberapa banyak bendera asing bercokol di negeri ini.

Kita lebih sibuk upacara sementara 'tamu luar negeri' menjarah negeri ini pun kita sambut dengan suka cita.

Kita lebih repot mempersiapkan atribut balap karung sementara di semua lini kita tertinggal, rupiah melemah, harga daging tidak masuk akal, harga cabe mahal dan semuanya itu lupa kita pikirkan.

Kita lebih suka mengeluh menerima daripada keras memperjuangkan perubahan.

Kita lebih suka menghujat kemiskinan kita daripada mencari solusi untuk semua saudara kita yang kelaparan.

Kita lebih sering mengatakan manut, nrimo saja daripada kritis menelaah kenapa masalah menimpa kita bertubi-tubi.

Kita lebih memilih diam dan pasif daripada berjalan kearah penguasa sang pembuat aturan negeri ini dan memuhasabahinya.

Kita lebih suka nonton penangkapan KPK atas pejabat korup daripada kita datang ke dewan dan menyampaikan keluhan rakyat kita.

Kita lebih suka merasakan harga mahal daripada kita sibuk mencari tau kenapa semua harga barang di negeri ini merangkak naik.

Ada apa dengan KITA?
Jika dikatakan MERDEKA, kenapa mata, kaki, lidah, tangan dan semua organ kita dikendalikan pihak lain bukan diri kita sendiri.

#CatatanPagi

14Agt15
🌷De.Umsyah

Senin, 10 Agustus 2015

Audiensi MHTI Cilacap ke Ibu Bupati

Reportase Kegiatan

Silaturahim Syawal MHTI Cilacap ke rumah dinas Bupati Cilacap ,diterima dengan ramah oleh ibu Bupati Cilacap pada Selasa tanggal 4 Agustus 2015.
Pengurus MHTI Cilacap yang terdiri dari Ummu Syahidah, Karnia Widiasih, S.Pd, Wahyu Titis L, S.Si.Apt, Dwi Suryaningsih selain menyampaikan ucapan dan doa Syawal juga berdiskusi dengan ibu Bupati mengenai beberapa permasalahan umat di Cilacap. Diantaranya masalah pembangunan tempat-tempat hiburan yang kian marak, masuknya tenaga kerja asing ke Cilacap, masalah investasi, pengelolaan kekayaan alam hingga kasus HIV/AIDS,TKW dan Cilacap Singapore of the Java dan pemekaran.
Diskusi berlangsung dan diakhir pembicaraan delegasi MHTI mengajukan beberapa draf solusi Islam dalam beberapa masalah di Indonesia dan berharap bisa dijadikan referensi Bupati dalam membuat perda.
Delegasi MHTI pun berharap kedatangannya kali ini sebagai bentuk perwakilan umat dan masyarakat di Cilacap dalam memberikan saran, masukan juga muhasabah kepada penguasa.

Audiensi MHTI Cilacap ke Muslimah al Irsyad

Reportase Kegiatan

Kunjungan MHTI Cilacap kepada Lajnah Muslimah al Irsyad kabupaten Cilacap dilaksanakan pada hari Senin, 3 Agustus 2015.
Bertempat di kediaman ibu Ni'mahBawazir, perwakilan pengurus MHTI yang terdiri dari Ummu Syahidah, Karnia Widiasih, S.Pd, Wahyu Titis L, S.Si.Apt dan Dinda Puti, S.Si diterima dengan hangat oleh pengurus Muslimah al Irsyad yang terdiri dari ibu Ni'mah Bawazir, Annisa Bawazir dan Firial.
Kunjungan ini selain dalam rangka meningkatkan ukhuwah dan silaturahim di bulan Syawal, juga mendiskusikan problem umat Islam pada umumnya dan problem keumatan di Cilacap pada khususnya.
Diskusi berlangsung cukup panjang mulai dari membahas tragedi Tolikara dan toleransi umat beragama, masalah politik, ekonomi, sosial hingga pemerintahan juga sistem demokrasi.
Dan dengan diskusi ini, ada kesamaan pandangan bahwa kan kondisi umat islam saat ini memang sedang mengalami krisis multidimensi, sehingga harus ada kesatuan pandangan diantara ormas islam dan parpol yang konsisten dengan permasalahan umat dengan meningkatkan peran dalam memuhasabah penguasa. Karena penguasa adalah tameng terdepan dan juga penerap kebijakan di tengah masyarakat.
Penguasa tidak bisa berjalan sendiri apalagi dengan mencampakkan aturan Allah. Disinilah peran ulama,ormas dan parpol islam untuk bersinergi membangun kekuatan dalam upaya perjuangan terterapkannya syariat.

Audiensi MHTI Cilacap ke Wabup

Reportase Kegiatan

Kunjungan MHTI Cilacap ke Ibu Wakil Bupati Cilacap
Bertempat di rumah dinas Wakil Bupati Cilacap, pengurus DPD 2 MHTI Cilacap yang terdiri dari Ummu Syahidah, Karnia Widiasih,S.Pd, Wahyu Titis L, S.Si.Apt, Dinda Puti, S.Si disambut langsung dengan hangat oleh ibu Akhmad Edi Susanto (Wabup). Pada Kamis, 30 Juli 2015.
Silaturahim ini berlangsung selama 1,5 jam membahas tentang problem keumatan. Baik dari masalah dampak MEA terhadap masyarakat Cilacap, investasi, premanisme, korupsi, hingga tragedi Tolikara pun dibahas.
Disela waktu menuju tempat kerja, bapak Wakil Bupati ikut menyambut kehadiran pengurus MHTI dan menyempatkan ikut berdiskusi dengan menambahkan data-data serta analisa bahwa sebenarnya Cilacap merupakan kabupaten yang sangat kaya, bahkan jika dikelola dengan baik dari satu perusahaan pertamina saja, keuntungan daerah sangatlah  cukup untuk membiayai sekolah semua anak SD hingga universitas dengan gratis di Cilacap. Meski saat ini kendala sistemik juga menjadi penghalang terbesar.
Beliau juga menyebutkan bahwa "Jika sebenarnya menejernya Allah, menjemennya al Quran, maka semuanya bisa diselesaikan"
Dan hal ini semestinya dijalankan oleh pemerintah.
Di akhir kunjungan, ibu Wakil Bupati menyampaikan agar MHTI terus menjalin ukhuwah dengan pemerintah dan ormas lainnya, sehingga sinergisme penguasa dengan ormas dan ulama senantiasa terbangun.

@dt

Sabtu, 08 Agustus 2015

Meluruskan Sejarah

HOS Tjokroaminoto (1882-1934)

Khalifah adalah Milik Umat Islam Sedunia

Tanjung Priok. Mendengar nama pelabuhan yang berada di Jakarta paling utara itu tentu akan mengingatkan kaum Muslim terhadap tragedi makam Mbah Priok, seorang ulama penyebar Islam, beberapa waktu lalu yang menelan korban 144 orang luka, 3 orang tewas, dan 70 kendaraan habis dibakar.

Kaum Muslim pun kembali mengingat tragedi yang lebih dahsyat lagi yang terjadi 26 tahun lalu yakni pembantaian terhadap 400 warga termasuk Amir Biki, seorang dai penentang kedzaliman Orde Baru, oleh aparat militer pada 12 September 1984. Meskipun Panglima ABRI, saat itu, Jendral LB Moerdani menyebutkan bahwa korban tewas hanya 18 orang dan luka-luka 53 orang.

Namun adakah yang mengingat kejadian bersejarah 84 tahun lalu di Tanjung Priok? Yap, saat itu, para santri, ulama para pemimpin ormas Islam berkumpul di pelabuhan itu. Ada apa?

Mereka kumpul di sana untuk menyambut keberangkatan dua orang ulama perwakilan Nusantara untuk Kongres Khilafah di Mekah, salah seorang ulama yang diutus tersebut adalah HOS Tjokroaminoto.

Pejuang Khilafah

Kaum Muslim saat ini, sedikit sekali yang tahu bahwa ternyata Tjokroaminoto adalah seorang ulama yang menyadari bahwa kaum Muslim wajib bersatu dalam naungan Khilafah Islamiyah yang menerapkan Syariah Islam secara kaffah.

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, begitulah nama lengkapnya. Lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 6 Agustus 1882. Ia adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama RM Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintah saat itu. Kakeknya RM Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo.

Meski keturunan Soesoehoenan Pakoe Boewono II, ia bukanlah seorang priyayi yang tunduk patuh pada penjajah, bukan pula penganut Islam abangan. Karena ia adalah salah seorang ulama yang peka bahwa negerinya sedang dijajah, maka pada Mei 1912, ia bergabung dengan ormas Sjarikat Islam.

Dalam wadah tersebut ia gigih melawan penjajahan Keradjaan Protestan Belanda sehingga menjadi ulama yang sangat karismatik dan berpengaruh di Nusantara.

Saat itu, Keradjaan Protestan Belanda terus berupaya memberangus setiap upaya kebangkitan kaum Muslim untuk melawan penjajahan dan membuat makar agar kaum Muslim di Nusantara semakin menjauh dari Khilafah dan merasa bukan bagian dari umat yang satu di bawah panji Laailahaillallahu Muhammadarrasulullah.

Namun, semangat Tjokroaminoto untuk membela Syariah dan Khilafah tidak pernah pudar. Maka, tatkala Khilafah Islamiyah dihancurkan Inggris, melalui konspirasi jahatnya dengan Mustafa Kemal Laknatullah pada 3 Maret 1924, dunia Islam mengalami kegoncangan.

Upaya-upaya menegakkan kembali Khilafah pun dilakukan. Tidak ketinggalan juga ulama-ulama dari Indonesia, termasuk Tjokroaminoto. Pada 1 Juni 1926, diselenggarakan Kongres Khilafah di Mekah. Saat itu Indonesia mengirimkan 2 orang utusan, yaitu HOS Tjokroaminoto (Central Sjarikat Islam) dan KH Mas Mansur (Muhammadiyah).

Penunjukan mereka ditetapkan dalam Kongres Al Islam ke-4 di Yogyakarta  (21-27 Agustus 1925) dan Kongres ke-5 di Bandung (6 Februari 1926). Mereka berdua berangkat dari Tanjung Perak, Surabaya, dengan kapal Rondo dan dielu-elukan oleh masyarakat. Sesampainya di Tanjung Priok, Jakarta, banyak pemimpin Islam yang menyambut mereka, bahkan memerlukan diri datang ke pelabuhan.

Sikap itu lahir dari keyakinan bahwa Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim. Umat Islam saat itu memandang Sultan Turki sebagai Khalifah. Bahkan Tjokroaminoto menyatakan bahwa khalifah bukan semata-mata untuk umat Islam di jazirah Arab, tetapi juga bagi umat Islam di Indonesia.

Ditegaskannya pula bahwa khalifah merupakan hak bersama sesama Muslim dan bukan dominasi bangsa tertentu. Lebih tegas lagi, Tjokroaminoto juga menyatakan selain dua kota suci Mekah dan Madinah, khalifah adalah milik umat Islam sedunia.

Makanya ia begitu semangat agar umat Islam di Indonesia mengutus perwakilannya ke Kongres. Tujuannya untuk “mempertoendjoekan moeka terhadap oemat Islam sedoenia”, dan “melakoekan segala oesaha jang ditimbang bergoena bagi oemat Islam di negeri kita”. Di samping itu, mencari keterangan mengenai kelanjutan pemilihan khalifah.

Ia memahami betapa vitalnya peranan khalifah bagi umat Islam. Maka, ia menganalogikan umat Islam laksana suatu tubuh. Karenanya, bila umat Islam tidak memiliki khalifah maka, “seolah-olah badan tidak berkepala”.

Namun sangat disayangkan pada Kongres Khilafah yang ke-2, saat itu Nusantara diwakili Hadji Agoes Salim (Sjarikat Islam) hasilnya sangat mengecewakan dan berdampak buruk hingga detik ini.

Pasalnya tuan rumah yakni, Raja Saud, yang merupakan antek penjajah Inggris itu, tidak menginginkan dibicarakannya masalah khilafah dalam kongres tersebut. Sehingga kongres tersebut gagal.

Penentang Penjajah

Tidak aneh bila Saud bersikap demikian, karena jauh hari sebelum Khilafah Turki Utsmani roboh, pada saat ia menjadi Wali (Gubernur) salah satu wilayah di Timur Tengah (kini wilayah tersebut disebut Kerajaan Saudi Arabia) ia bersekongkol dengan Keradjaan Protestan Inggris untuk memberontak kepada khalifah kemudian menyatakan diri sebagai raja.

Sedangkan di Indonesia, menurut sejarawan Ahmad Mansur Suryanegara, umat Islam menjadi tertindas diakibatkan kehilangan 40 kekuasaan politik Islam atau kesultanan. Dilemahkan eksistensinya dengan cara dipaksa untuk menandatangani Korte Verklaring (Perjanjian Pendek).

Sehingga, meski tetap bergelar sultan, namun tidak lagi memiliki kekuasaan politik dan kekuasaan ekonomi. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan istana, bersama kerabatnya, sultan terima gaji dari pemerintah kolonial Belanda.

Dalam kondisi sosial politik seperti itulah Tjokroaminoto bangkit membangun kesadaran umat untuk melawan penjajahan Belanda. Maka ia pun berseru:

Tidak bisa manoesia mendjadi oetama jang sesoenggoeh-soenggoehnja, tidak bisa manoesia mendjadi besar dan moelia dalam arti kata jang sebenarnja, tidak bisa ia mendjadi berani dengan keberanian jang soetji dan oetama, kalau ada banjak barang jang ditakoeti dan disembahnja.

Keotamaan, kebesaran, kemoeliaan, dan keberanian jang sedemikian itoe, hanjalah bisa tertjapai karena “Tauhid” sahadja. Tegasnja, menetapkan lahir batin: Tidak ada sesembahan, melainkan Allah sahadja.

Ia pun mengkristalisasi ajaran Rasulullah SAW ke dalam paradigma Lima K yakni kemauan, kekuatan, kemenangan, kekuasaan, dan kemerdekaan. Cita-cita persatuannya ialah Innamal Mukminun Ihwatun dan motto juangnya adalah Billahi fi Sabilil Haq.

Tjokroaminoto memprioritaskan membangun kekuatan dari kemauan umat. Nusantara Indonesia boleh saja diduduki oleh penjajah, tetapi tidaklah berarti telah terkalahkan pula kemauan umat Islam sebagai mayoritas rakyat Indonesia. Apabila umat Islam telah bangkit kemauannya maka akan memiliki kekuatan yang tidak terhingga.

Penjajah memahami itu, bahkan merumuskan terori yang disebut dengan teori Carl von Clausewitz, On War, bahwa untuk memenangkan perang, maka yang harus diutamakan dan dijadikan target serangan adalah destruction of the enemy’s will (penghancuran kemauan lawan).

Maka dengan Sjarikat Islamnya, Tjokroaminoto berhasil membangun kemauan umat untuk melawan penjajahan Belanda. Saat ini Belanda telah pergi, namun Indonesia belum benar-benar merdeka karena masih dijajah oleh Amerika.

Lantas sekarang rakyat Indonesia maunya apa? Tunduk patuh pada Amerika atau bangkit melawan dengan menegakkan Syariah dan Khilafah?[]