Al Qurthubi rahimahullah mengatakan:
قال علماؤنا: الاستغفار المطلوب، هو الذي يحل عقد الإصرار، ويثبت معناه في الجنان، لا التلفظ باللسان. فأما من قال بلسانه: "أستغفر الله"، وقلبه مُصر على معصيته، فاستغفاره ذلك يحتاج إلى استغفار، وصغيرته لاحقة بالكبائر.
وروي عن الحسن البصري أنه قال: استغفارنا يحتاج إلى استغفار.
"Para ulama kita mengatakan, istighfar yang dituntut adalah istighfar yang memutus tali ishrar (maksiat yang terus-menerus), dan mengokohkan makna dari istighfar dalam hati. Tidak sekedar istighfar dalam di lisan."
"Adapun sekedar mengucapkan 'astaghfirullah' di lisan, sedangkan hatinya masih cenderung untuk melakukan maksiat, maka istighfarnya itu butuh untuk di-istighfar-i. Dan dosa kecil ketika itu menjadi dosa besar."
Diriwayatkan dari Al Hasan Al Bashri bahwa beliau mengatakan, 'Istighfar kita butuh di-istighfar-i'"
📚Tafsir Al Qurthubi, 4/110
Tidak ada komentar:
Posting Komentar