Senin, 11 Februari 2019

Membaca Alur Serangan Budaya untuk Meracuni Pemikiran Remaja

Remaja erat kaitannya dengan gaya hidup. Sehingga tak heran jika remaja dijadikan sasaran pasar beragam industri saat ini. Mulai dari industri pakaian, makanan, musik hingga trend gaya hidup dan kesenangan. Semua menjadikan remaja diusia produktif ikut andil sebagai pasar yang menggiurkan

Sisi lain serangan budaya Barat dan Timur, masuk tak terbendung lagi teruama sejak Indonesia dideklarasikan sebagai negara paling demokratis dan negara pengikut MEA Masyarakat Ekonomi Asean. Beragam kebijakan ekonomi telah menjadikan bisnis "menggarap remaja"  sebagai modal mereka mengembangkan bisnisnya.

Bermodal “4S” dan “4F”, banyak yang mengamati kerusakan makin bertambah parah karena masuknya budaya impor.

SING : Musik-musik yang mempertunjukkan budaya dan lirik orang kafir dengan berbagai instrumennya.

SEX : Banyaknya media yang menyajikan gamba dan tayangan yang mengandung unsur pornografi dan porno aksi.

SPORT : Berbagai macam efen olahraga yang tidak mencerminkan kultur Islam (membuka aurat) serta digelar tanpa memperhatikan waktu sholat.

SMOKE : Rokok yang sudah umum dikalangan tua maupun muda,awam maupun intelektual bahkan kebanyakan kaum muslimin adalah pecandu rokok yang hukumnya menurut jumhurul’ulama adalah makruh,artinya sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Bahkan menurut sebagian ulama adalah haram.

FUN : Lawakan, tontonan -tontonan yang lucu yang sering kita jumpai dalam tayangan televisi, hingga bisnis hiburan lainnya seperti bioskop, konser-konser, wisata kuliner dll.

FASHION : Busana, terutama dikalangan generasi muda yang kebanyakan sudah berkiblat pada trend-trend orang kafir yang selalu mengumbar aurat dan menimbulkan syahwat.

FOOD : Makanan, berbagai makanan jadi dan cepat saji yang diproduksi oleh pabrik yang belum jelas kesucian dan kehalalannya.

FAITH : Kepercayaan, yang dimaksud adalah faham-faham yang dikembangkan oleh orang-orang kafir seperti Liberalisme, Komunisme, Orientalisme, Zionisme, Kapitalisme dan lain sebagainya.
Munculnya beragam perayaan semisal Valentine Day dan yang sejenisnya merupakan bukti bahwa tingkat kepercayaan remaja terhadap liberalisme sangatlah kuat. Tanpa memahami latar belakang sejarah dan juga efek yang ditimbulkan mereka ikut merayakan sebagai tradisi tahunan.

Grand Design Alur Pembajakan Potensi Remaja

Adanya penetapan dunia hari ini dengan revolusi industri 4.0 telah mengubah alur pembacaan potensi yang dimiliki oleh kaum muda. Digitalisasi dan juga bergabungnya Indonesia dalam ekonomi global telah mencetak sebuah alur pembajakan potensi kalangan muda.

Pendidikan diarahkan mencetak generasi siap kerja bukan menjadi pemikir dan Faqih terhadap agamanya. Padahal tujuan mencetak generasi si adalah untuk pembentukan kepribadian dalam diri anak didik.

Pengarusan  isu keperempuanan pun tak luput desain untuk menjadikan perempuan perempuan ikut ambil bagian dalam masalah ekonomi.  aAtas nama persamaan gender,  kaum perempuan hari ini di arus kan untuk mandiri dan Ikut andil dalam meningkatkan jumlah pekerja perempuan untuk alasan meningkatkan penghasilan daerah.

Secara ekonomi tidak luput menjadi sasaran remaja sebagai kelompok yang mampu memberikan input pendapatan yang besar terutama untuk para pengusaha.  maka dicetak lah beragam macam budaya baru yang dijadikan sebagai sesembahan bagi generasi muda.  sebutlah party, nonton bareng, nongkrong di cafe hingga budaya dugem dan karaoke menjadi sesuatu yang layak dan dibiarkan di masyarakat. Tidak akan mungkin akan menguntungkan jika masyarakat masih berpegang teguh kepada aturan-aturan agama. Contoh jika masyarakat memandang karaoke dan tempat-tempat hiburan lainnya sebagai tempat maksiat maka tidak akan mungkin diminati dan para pengusaha akan rugi.

Dari sinilah kita perlu mengetahui bahwa the New World order ala Amerika menjajah secara pemikiran dan ekonomi di negeri ini. Nilai-nilai kebebasan dijadikan sebagai pintu masuk penjajahan secara ekonomi untuk memperkaya kaum kapitalis. Tata dunia baru Amerika ini dijajakan dengan sangat masif dan bermodal besar untuk menanamkan nilai-nilai kebebasan ditengah negeri-negeri muslim. Maka tak heran jika di Indonesia jauh lebih sekuler daripada Amerika.

Menata Ulang Pemikiran Modal Awal Perubahan

Sudah sepantasnya kaum Muslim Hari ini berpikir bahwa apa yang sudah ditanamkan oleh negara barat sangatlah bertentangan dengan Islam. Islam menyerukan semua hamba wajib terikat dengan hukum syariat bukan hidup sebebas-bebasnya. Sehingga ketika akan beramal seseorang harus mengetahui syariatnya di dalam Islam.

Islam juga tidak menjadikan negara bebas menganut beragam macam pemikiran yang sekiranya akan menghancurkan kualitas warga negaranya. Islam tidak menjadikan para pemodal dan pengusaha mampu meraup untung sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan potensi remaja.

kewajiban terikat dengan hukum syariat harus dibarengi dengan adanya penerapan Islam secara Kaffah, menutup segala bentuk kemaksiatan, pendidikan difokuskan untuk membentuk karakter siswa didik bukan dicetak menjadi seorang pekerja.

Faktor yang paling penting dalam hal ini adalah dengan menguatkan aqidah di tengah umat Islam dan menjauhkan segala bentuk yang mampu melemahkan aqidah. Selain itu adanya kontrol masyarakat pun menjadi hal yang penting dilakukan, masyarakat yang cuek yang tidak peka terhadap realita disekitarnya. Adanya kesamaan standar Halal Haram inilah yang menjadikan suatu masyarakat memiliki kontrol yang kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar