Hidup tanpa masalah adalah tak mungkin.
Hidup hanya perlu dijalani dengan lurus saja, tanpa berpaling,berkelok bahkan berbalik.
Bukankah Islam sudah mengingatkan kita bahwa hidup adalah ladang uji.
Siapakah yang akan mendapatkan ujian terberat …
Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
وَاِذَا عَظُمَت المِحْنَةُ كَانَ ذَلِكَ لِلْمُؤْمِنِ الصَّالِحِ سَبَبًا لِعُلُوِّ الدَرَجَةِ وَعَظِيْمِ الاَجْرِ
“Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang sholih untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar.”
Seharusnya seorang muslim berbangga akan ujian yang dihadapinya. Meski kadang menguras air mata, membuat batin sakit tapi inilah kehidupan.
Kenyataan yang harus dijalani diselesaikan batu ujiannya hingga Allah menyuruh kita pulang, kembali jika ajal sudah menjemput.
Dan cobaan yang dihadapi umat Islam hari ini pun terjadi karena beragam macam kondisi yang membut kita makin merasakan sempit. Siatem hidup jauh dari Islam telah menjadi pengeruh suasana yang sudah pelik dengam masalah individu kita.
Bersabarlah wahai Saudaraku, Allah pasti akan memberikan hasil sebanding dengan upaya dan perjuangan kita menghadapi hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar